Keputusan PT LI diambil setelah klub-klub peserta ISL mendorong agar segera diberikan kepastian terkait kompetisi musim depan. Selain itu, CEO PT LI Joko Driyono menjelaskan bahwa langkah ini diambil sesuai dengan harapan di dalam MoU yang ditandatangani hingga terbentuknya joint comittee (JC).
"Spirit JC untuk memastikan di Indonesia hanya ada satu liga dan itu komitmen. Tapi, dari analisa PT LI sulit untuk mengimplementasikan satu Liga Profesional di musim depan," katanya saat ditemui dalam Evaluasi ISL, di Jakarta, kemarin (9/8) dini hari.
Karena itu, PT LI juga menyiapkan position paper untuk diberikan kepada anggoa JC yang menjadi perwakilan mereka yang isinya tentang konsep kompetisi ke depan. Piahaknya merekomendasikan untuk dua kompetisi tetap ada.
"Substansi kompetisi, itu ada pada klub anggota PSSI. Mereka ingin berkompetisi dimana. Kita harus motivasi dan proteksi itu," terang Joko.
Saat disinggung mengenai langkah JC saat ini untuk menyatukan kompetisi, Joko menyebut terus berjalan. Hanya, berpegang kepada MoU, ISL akan berjalan sendiri karena proses rekonsiliasi dualisme federasi belum selesai. "Isi dari MoU demikian," tuturnya.
Mengenai opsi lain, lelaki asal Ngawi itu menyebut tak tertutup karena status untuk didiskusikan di JC. Namun, dia menegaskan bahwa bukan JC yang akan membuat keputusan mengikat terhadap kompetisi karena itu menjadi kewenangan di kongres.
Sementara itu, ketua JC Todung Mulya Lubis menganggap sikap PT LI tidak menghormati JC. Dia kecewa karena JC saat ini menurutnya sedang mencari jalan keluar untuk penyatuan kompetisi.
"Sampai saat ini kami sedang menyusun jadwal rapat kedua. Kami cari waktu yang tepat karena terbentur Idul Fitri dan PON. Kalau tiba-tiba ISL digulirkan, kami menyayangkan," ucapnya.
Sebelumnya, JC memang hendak melakukan rapat kedua setelah rapat pertama pada 12 Juli lalu menyepakati poin yang dibahas. Namun, agenda rapat kedua beberapa kali tertunda.
Dari awalnya yang akan digelar 24 Juli, molor menjadi 30 Juli, 2 Agustus dan akhirnya gagal digealr pada 5 Agustus. Hal inilah yang disinyalir membuat klub-klub gerah dan mendorong agar kompetisi musim depan segera diputar.(aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Kembali Pesta di Stadion GBK
Redaktur : Tim Redaksi