Dubes AS Terkesan Dengan Anak Cerdas Papua

Sabtu, 25 Februari 2012 – 10:39 WIB

JAKARTA - Duta besar Amerika untuk Indonesia Scot Marciel terkesan dnegan anak cerdas Papua saat  mengunjungi Surya Institute di Gedung Surya Research and Education Center, Gading Serpong, Jumat (24/2).  Kedatangan Duta besar Amerika ini untuk berdiskusi dan melihat langsung dengan pelajar-pelajar Papua dan Papua Barat yang mengeyam pendidikan di Surya Institue.
  
Dalam dialog tersebut, sang Dubes pun banyak dibuat terseyum, bagaimana tidak rata-rata anak-anak Papua dan Papua Barat yang maju untuk berdialog dengannya, semuanya menggunakan bahasa Inggris dengan lancar dan sangat bagus,bahkan Dubes Amerika tersebut terkesan dan sempat bangga serta mengakui jika Bahasa Inggris salah satu anak Papua yang sempat melontarkan pertanyaan kepadanya cukup bagus.

“Bahasa inggris anda cukup bagus,bahkan lebih bagus dari saya,”ujar Dubes AS untuk Indonesia Scot Marciel, yang diterjemahkan oleh penerjemah dari surya institute.
  
Sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh anak-anak Papua tersebut semuanya pun sederhana namun cukup masuk akal, sebab mereka memiliki mimpi yang cukup maju dan jauh ke depan, padahal anak-anak tersebut ada yang dari SD kelas VI,SMP dan SMA. “Pak Dubes Bagaimana agar saya bisa menjadi seperti Barack Obama, ?”ujar Alfred Kwalik anak SD Impres Amungme Timika.
 
Pertanyaan ini dijawab dengan lugas oleh Dubes AS.“Kuncinya cuma satu, kalian harus sekolah sebab di dalam pendidikan ada pengetahuan, melalui pengetahuan yang ada miliki, maka anda bisa seperti Obama, disamping itu harus didukung dengan keluarga,”jelas Duta besar, dengan senangnya.

“Pada saat Obama kecil seperti kamu, pasti tidak ada yang menyangka ia akan menjadi presiden Amerika. Intinya adalah pantang menyerah dan terus belajar dan harus didukung keluarga. Saya yakin kamu bisa sukses,” tambah Scot.
 
Scot terkesan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Surya Institute di bidang pendidikan, khususnya untuk memajukan pendidikan di daerah tertinggal seperti pedalaman Papua. Dubes AS ingin mengetahui lebih jauh bagaimana Surya Institute dapat mendidik anak-anak dari pedalaman di Indonesia Timur.
 
Pemerintah Amerika Serikat akan terus mengedepankan kerja sama di bidang pendidikan dengan Indonesia. Hal ini sejalan dengan program US-Indonesia Comprehensive Partnership yang telah dicanangkan oleh Presiden AS Barack Obama dan Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010 di Bali.

“Presiden Obama bertemu dengan SBY mengatakan bahwa kerja sama di bidang pendidikan merupakan urusan nomor satu kita. Kami sedang mencari cara untuk bisa mendatangkan universitas yang bekerja sama di sini dan juga bisa membawa mahasiswa-mahasiswa di sini untuk bersekolah di Amerika Serikat,” kata Scot.
 
Ia mengatakan, selain pelajar asal Papua, AS berupaya membawa mahasiswa-mahasiswa dari daerah lain di indonesia untuk menempuh pendidikan di Negeri Paman Sam juga bagian dari rencana peningkatan pendidikan di Indonesia.   
 
Pemerintah AS telah menyiapkan dana sebesar 150 juta dollar AS untuk pemberian beasiswa maupun pengajaran Bahasa Inggris untuk menunjang program pendidikan tersebut. Pendiri Surya Institute Yohannes Surya menyambut baik kedatangan Duta Besar AS di kampusnya. “Kami dari Surya Institute sangat senang sekali dengan kedatangan Dubes AS. Kami ingin mendorong supaya anak-anak di daerah tertinggal Papua bisa melanjutkan studi ke Amerika Serikat. Di sana untuk belajar dengan teknologi ke depan agar mereka bisa kembali membangun Papua menjadi lebih baik,” kata Yohannes Surya.
 
Dialog pelajar maupun mahasiswa Papua dengan Dubes AS ini diharapkan dapat menjadi semangat untuk kemajuan pendidikan di Papua dan Papua Barat, menunjukan bahwa Papua bisa.

Koordinator Nasional Kaukus Papua di Parlemen Indonesia Paskalis Kossay yang hadir dalam dialog tersebut mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung sekali program kerja sama antara pemerintah Papua dan surya institute, dirinya mengakui jika program ini akan sangat membantu sumber daya anak Papua ke depan.

“Saya sarankan semua Kabupaten di Papua kerja sama dengan surya instite, gunakan dana Otsus yang banyak itu, untuk kirim anak-anak Papua ke surya institute, mereka inilah yang akan pulang untuk membangun Papua,”tegasnya.
  
Bahkan dirinya meminta agar jangan ada pandangan politik soal kerja sama ini, misalnya dengan mengatakan program ini adalah program Barnabas Suebu atau program Jhon Tabo, keduanya hanya mempeloporkan, program ini harus dilihat sebagai langkah untuk membawa anak-anak Papua yang memiliki pikiran cemerlang di masa yang akan datang. 
 
Bupati Bupati Sorong Selatan Otto Ihalauw, sebagai salah satu kabupaten dari Papua Barat, yang juga bekerja sama dengan Surya intitute, saat diwawancarai usai dialog, mengakui jika pihaknya sendiri sudah tiga tahun terakhir menganggarkan sekitar Rp 5 Miliar untuk menunjang program ini.
 
“Sorong selatan sudah mengirim anak SD,SMP, SMA, bahkan sudah sekitar 80 guru dari sorong selatan, mendapat ilmu disini, khususnya ilmu eksata,”jelasnya.
 
Bahkan dengan kerja sama tersebut, dirinya kini mendapatkan dana hibah dati dari negara donor dan Asia dan Eropa, sebab lembaga donor melihat  bahwa ada keberhasilan dari Pemrintah Sorong Selatan sebagai Kabupaten baru, namun sudah mengalokasikan dana sekitar 20 persen dari APBD dan Otsus untuk menunjang pendidikan, termasuk kerja sama dengan surya istitute.
 
Sekadar diketahui, pada tahun 2011, ada tiga anak SD dari Kabupaten Sorong Selatan yang mendapatkan penghargaan, bersama dengan anak Papua yang lain, seperti Agustina Kohoin Marandei medali emas pada olimpiade asia,Ester Dina Aifufu Medali Perunggu olimpiade asia, Syors Srefle, peraih medali perak pada olimpiade metematika Asia. (cak)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SKPD Simpan Uang Negara di Rekening Pribadi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler