Dubes Sudan Perkirakan Mahasiswa Indonesia Bisa Kembali dalam Beberapa Bulan

Rabu, 03 Mei 2023 – 21:39 WIB
Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali menggelar konferensi pers di kediamaannya di Jakarta, Rabu (3/4/2023). (ANTARA/Asri Mayang Sari)

jpnn.com, JAKARTA - Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali mengutarakan harapannya agar mahasiswa Indonesia yang belajar di Sudan dapat kembali ke negara tersebut setelah situasi di sana membaik.

"Kami berharap mahasiswa Indonesia dapat kembali ke Sudan begitu situasinya membaik dan mereka dapat menyelesaikan studinya. Insyaallah, (sekolah) kembali normal tiga atau empat bulan lagi," kata Yassir dalam konferensi pers tentang kondisi terkini di Sudan di kediamaannya di Jakarta, Rabu.

BACA JUGA: Hidup Mencekam Selama Perang Sudan, Mahasiswa NTB Pulang Langsung Peluk Erat Ibunda

Dia mengatakan bahwa studi mahasiswa Indonesia di Sudan terhenti akibat terjadinya perang antara militer Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Sudan telah menerima banyak pelajar asal Indonesia yang tersebar di sejumlah universitas di ibu kota Khartoum.

BACA JUGA: 19 WNI Terdampak Perang Sudan Tiba di Lombok

Yassir menuturkan warga negara Indonesia (WNI) di Sudan, sebagian besar berada di Khartoum, sudah dievakuasi.

Akibat konflik tersebut, sekitar 40 persen rumah sakit di Sudan rusak akibat diserang oleh RSF, kata dia.

BACA JUGA: 4 WNI Asal NTB yang Dipulangkan dari Sudan Tiba di Lombok

Menurutnya, pemerintah Sudan membutuhkan bantuan internasional untuk warga sipil yang terdampak perang.

"Kami juga berharap memperoleh bantuan dari pemerintah Indonesia," ucapnya.

Yassir mengatakan pihaknya akan menemui Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin terkait bantuan yang diperlukan.

"Kami berharap dapat bertemu dengan Menteri Kesehatan Indonesia dan berusaha mencari dukungan untuk saudara-saudara kami," katanya, menambahkan.

Yassir menegaskan tidak ada perang saudara di negara Afrika tersebut.

Konflik militer di Sudan telah berkecamuk sejak 15 April lalu, yang menewaskan 528 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang, katanya. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler