jpnn.com, JAKARTA - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan agresi Rusia terbukti terus berhadapan dengan ketangguhan bangsa Ukraina.
Dia menyebut kegigihan Ukraina serupa ketika bangsa Indonesia melawan penjajah.
BACA JUGA: China Cinta Damai dan Palestina, tetapi Ogah Kecam Rusia
“Dalam satu bulan ini kami telah bersatu padu, berjuang sekuat tenaga menghadapi upaya penjajahan Rusia. Kami setangguh Indonesia ketika melawan penjajah Belanda,” kata Vasyl, Kamis (24/3).
Perjuangan negaranya saat masih menjadi bagian dari Republik Soviet Sosialis Ukraina untuk mendukung kemerdekaan Indonesia sempat dibahas di Dewan Keamanan PBB.
BACA JUGA: Kemenkes Sampaikan Berita Buruk, Mengerikan!
Saat itu, Indonesia membutuhkan dukungan minimal satu negara anggota PBB agar permasalahannya dibahas di Dewan Keamanan.
Berkat Ketua Utusan Ukraina Dmitry Manuilsky, sengketa Indonesia-Belanda kemudian menjadi sengketa internasional sepenuhnya.
BACA JUGA: Penghuni Apartemen Ditemukan Tewas di Dalam Mobil, Polisi Sedang Menunggu
Dalam sebulan terakhir, Ukraina mengeklaim telah membunuh 14 ribu tentara Rusia, menghancurkan ratusan tank, kendaraan lapis baja, artileri, dan pesawat.
Penilaian konservatif Amerika Serikat (AS) memperkirakan setidaknya tujuh ribu orang Rusia tewas.
Selanjutnya, Rusia yang memiliki superioritas militer diduga telah menembakkan sedikitnya 1.200 rudal ke kota-kota Ukraina.
Membakar pembangkit listrik tenaga nuklir, sekolah, maupun rumah sakit.
Warga sipil di Mariupol ditembaki dan dikepung sehingga korban meninggal dunia harus dikubur di jalanan.
Pemerintah Ukraina mencatat lebih dari 130 anak di Ukraina meninggal.
PBB melaporkan lebih dari 3,6 juta orang Ukraina telah meninggalkan negaranya.
Dunia awalnya memprediksi penyerahan Kiev akan membutuhkan 72 jam, tetapi angkatan bersenjata Ukraina bertahan sebulan penuh melawan kekuatan militer Rusia yang dinilai jauh lebih dominan.
“Meski demikian, warga Ukraina rela mengorbankan nyawanya demi kedaulatan kemerdekaan. Ukraina berdiri dengan tegas sebagai negara demokrasi dunia dan menjadikannya sebagai simbol kebebasan melawan penindasan,” pungkas Dubes Vasyl Hamianin. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Terseret Narasi Barat Sikapi Kehadiran Rusia di KTT G20
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih