Duel dengan Perampok, Sujemin Tewas

Senin, 24 Februari 2014 – 08:18 WIB

jpnn.com - JEMBER - Para perampok di Jember semakin beringas. Sujemin, warga Dusun Sungai Tengah, Desa Manggisan, Tanggul, tewas setelah berduel dengan dua perampok yang menggarong rumahnya pada Sabtu (22/2).

Perampokan itu terjadi sekitar pukul 02.00. Para pelaku masuk ke dalam rumah dengan merusak kaca jendela kamar depan. Saat pelaku masuk, korban sudah bangun untuk bersiap salat Tahajud. Karena curiga dengan suara gaduh di kamar depan, laki-laki berusia 80 tahun tersebut memeriksa dengan membawa sebilah celurit.

BACA JUGA: Tidur, Dua Anggota Provost Ditahan

Saat tepergok oleh korban, dua pelaku berusaha kabur melalui pintu depan. Tetapi, karena pintu depan terkunci, para perampok akhirnya terdesak. Tidak ada pilihan lain. Para pelaku akhirnya berduel dengan korban. Duel dua lawan satu pun tidak terhindarkan.

Keributan itu terdengar oleh Hj Jumini, 47, anak korban, dan tiga cucu korban. Yakni, Juli, 18; Vivi, 13; dan Ajiz, 7. Empat orang tersebut saat itu tidur di kamar belakang. Lantaran mendengar suara gaduh, Jumini berusaha melihat ke kamar depan.

BACA JUGA: Istri Jenderal Resmi Tersangka

Saat keluar dari kamar dan melihat peristiwa yang terjadi, dia diperintah para pelaku untuk kembali ke kamarnya. “Perampok itu menyuruh Ummi (Hj Jumini, Red) kembali ke kamar. Jika tidak mau, katanya akan dibunuh juga,” ujar Juli.

Saat keluar, Jumini melihat ayahnya sedang berduel dan terlihat memegangi kaki pelaku. Namun, korban beberapa kali ditebas celurit milik pelaku lain hingga akhirnya tergeletak bersimbah darah.

BACA JUGA: Polisi Tewas Bersibah Darah di Pos Jaga

Setelah membunuh korban, pelaku yang berpostur kurus dan memakai bahasa Madura itu berusaha mendobrak pintu kamar Jumini. “Pintu kamar itu dikunci dari dalam. Selain dikunci, Ummi uda menahan dan mendorong pintu dari dalam,” terangnya.

Dalam kondisi panik dan takut, Jumini masih sempat menelepon saudaranya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Para pelaku yang tidak berhasil membuka pintu kamar itu akhirnya kabur lewat pintu belakang.

Karena pintu belakang terkunci, pelaku menjebol pintu yang terbuat dari triplek tersebut dengan sebuah timbangan. Hal itu terlihat dari adanya timbangan yang tergeletak di sekitar pintu tersebut. Pintu triplek itu pun rusak parah.

Dalam aksinya, para pelaku masih sempat membawa satu sak beras seberat 25 kilogram. Namun, paginya, beras itu ditemukan di sungai yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah korban.

“Entah mengapa beras itu akhirnya dibuang di timur sungai. Mungkin pelaku panik dan repot saat membawa beras itu, Pak,” tutur Holili, Kades Manggisan.

Setelah para pelaku tersebut kabur, Jumini langsung keluar dari kamarnya. Begitu melihat ayahnya terkapar dengan kondisi luka parah, dia berteriak. Para tetangga langsung berdatangan ke lokasi kejadian.

Selanjutnya, kasus itu dilaporkan ke Polsek Tanggul. Tidak berselang lama, petugas kepolisian yang dipimpin Kapolsek Tanggul AKP M. Sudaryanto menuju lokasi. Sesaat kemudian, Kapolres Jember AKBP Awang Joko Rumitro tiba pula di lokasi.

Awang bersama petugas identifikasi yang dipimpin Kasatreskrim Polres Jember AKP Teguh Priyo Wasono langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Saat itu polisi juga langsung memasang police line di sekitar rumah korban.

Teguh menduga bahwa pelaku mungkin terluka pula. Sebab, saat itu korban sempat melakukan perlawanan. “Korban juga pegang celurit,” ungkapnya.

Di lokasi, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti. Yakni, celurit milik korban, sebuah timbangan, potongan kayu, tripleks pintu, kaca, serta sidik jari yang diduga milik pelaku.

Saat polisi melakukan olah TKP sekitar pukul 06.00, petugas Unit K9 Brimob membawa anjing pelacak. Polisi mengerahkan anjing pelacak lantaran mendapati sebuah motor Honda Karisma tanpa pelat nomor di belakang rumah korban. Motor itu diduga milik pelaku. Sebab, tidak ada tetangga yang mengetahui si pemilik motor.

Anjing pelacak yang dikerahkan berusaha mengendus jejak pelaku. Anjing tersebut keluar dari sekitar rumah korban, lalu bergerak menjauh. Anjing itu malah mengarah ke sungai. Di sungai itulah anjing pelacak kehilangan jejak. (hud/jum/har/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayar Rp 1,4 Juta untuk Kencani Dua Siswi SMK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler