Saling sindir dan menangkis tudingan mewarnai adu program tersebut. Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Foke, tampil lebih unggul dengan penguasaan materi dan data. Dia juga bias secara runtut memaparkan materi-materi dan problem yang dipaparkan oleh panitia debat Pilkada.
Namun, di sisi lain, pembawaan Foke yang terlalu bersemangat membuat nilainya kalah di banding Jokowi yang tampil lebih kalem dan santai. Kekurangan Jokowi, dia berbicara tanpa data-data yang akurat. Sehingga, terkesan tuduhan-tuduhannya asal dan tidak dibarengi pemaparan data yang detail.
Debat kandidat tadi malam juga dimeriahkan dengan empat panelis yang ahi di empat bidang. Yakni Yayat Supriatna (panelis infrastruktur), Nina Sapti Triaswati (panelis kesra), Siti Nurbaya (panelis tata kelola pemerintahan), dan Imam Prasodjo (panelis sosial budaya).
Dalam soal infrastruktur, Foke lebih banyak membahas soal masalah kemacetan yang sudah menemui pemecahan melalui pembangunan transportasi masal. Adapun banjir sudah banyak teratasi. Foke yang memakai baju putih dan memakai peci warna hitam, juga menjabarkan keberhasilannya saat ditanya pengamat perkotaan Yayat Supriatna. Bahwa Pola transportasi di Jakarta, dalam hal ini. Busway seharusnya sudah selesai pada 2010. Serta soal monorail yang tidak selesai.
"Koridor Busway sudah dua kali lipat bertambah jumlah penumpang 129 juta orang. Awalnya jumlah penumpang Busway 66 juta orang," jelas Foke.
Terkait soal keamanan, Foke menegaskan hal itu tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan keamanan saja. Namun juga soal kesejahteraan. Sebab hal itu berhubungan.
Sementara itu, Jokowi, yang memakai baju kotak-kotak, saat membahas soal infrastruktur, menggagas hunian di bantaran kali Ciliwung akan dibangun kampung susun. Kampung tersebut, kata Walikota Solo ini, ada RTH, ada drainase dan tempat pembuangan air besar.
"Kemudian di bantaran sungai ada beberapa yang akan kita bangun. Di salah satu kampung, mereka sudah setuju jangan direlokasi. Tapi digeser. Adapun pemukiman, yang kanan kirinya rel, bekerja sama dengan PT KAI untuk membangun kampung susun," jelas Jokowi.
Yayat Supriatna, pengamat perkotaan berharap yang ditampilkan tidak sebatas janji. Untuk membangun rusun sangat sulit di Jakarta. "Punya niat atau tidak. Kalau ada keberpihakan kepada rakyat kecil itu bisa. Satu rusun tidak terlalu mahal," jawab Jokowi.
Sementara itu, dalam debat kandidat Cawagub, Ahok yang tampil ’menyerang’ mengkritisi penanganan pendidikan, transportasi, dan tata ruang Jakarta yang dia nilai salah kaprah. Sementara rivalnya, Nachrowi Ramli member penjelasan bahwa kondisi masyarakat Jakarta jauh lebih sejahtera di banding kota lain. Dia juga menegaskan, apa yang sudah dilakukan Foke lima tahun lalu patut diapresiasi dan ditingkatkan lagi lima tahun ke depan jika dipercaya rakyat. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Putaran Final, PDIP Rapatkan Barisan
Redaktur : Tim Redaksi