jpnn.com, JAKARTA - Direktur Strategi dan Analisis Data Lembaga Analisis Politik Indonesia, Fadlin Guru Don merespons wacana terkait Prabowo Subianto akan menjadi calon wakil Presiden untuk Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Fadlin memahami wacana tersebut sebagai langkah sangat positif demi kebaikan Bangsa.
“Jika Pak Prabowo dan Pak Jokowi benar-benar memikirkan masa depan bangsa maka sejatinya Pak Prabowo menerima tawaran itu,” kata Fadlin kepada JPNN.com di Jakarta, Kamis (19/4).
BACA JUGA: Bang Emrus Pengin Jokowi dan Prabowo Kompak Tolak Isu SARA
Menurut Fadlin, rakyat harus dipersatukan kembali setelah sekian lama terjadi gesekan dan perbedaan pilihan. Sangat dirasakan bahwa para pendukung Jokowi dan Prabowo masih menyimpan luka yang mendalam. “Oleh karena itu harus disembuhkan lagi oleh kedua tokoh ini,” ujar Fadlin.
Fadlin menyarankan agar keduanya lebih mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan partai dan kelompok.
BACA JUGA: Prabowo Subianto Itu Tokoh Pluralisme Sama Seperti Jokowi
“Saran saya, rakyat harus menjadi skala prioritas bukan kepentingan partai atau kelompok, apalagi hanya sekadar mengedepankan ambisi untuk menjadi penguasa,” sarannya.
Fadlin menilai sejak tahun 2014 lalu, gesekan antara kubu Prabowo dan kubu Jokowi masih potensial berlanjut hingga sekarang, dimanapun dua kubu ini bertemu pasti saling berhadap-hadapan. “Ini tidak hanya terjadi di media sosial tetapi di dunia luarpun selalu diwarnai oleh debatan-debatan sengit,” ujar Fadlin.
BACA JUGA: Wiranto Bertemu SBY, Sinyal Ajak PD Ikut Usung Jokowi?
Jika pertarungan keduanya kembali digelar, maka konflik ini tidak akan pernah selesai, sama saja memperlebar luka yang sudah ada. Oleh karena itu, Jokowi-Prabowo harus lebih bijak demi perdamaian rakyat. “Jika rekonsiliasi ini bisa terwujud maka merekalah Negarawan sejati,” tegas Fadlin.
Namun ketika ditanya, apakah Prabowo menerima tawaran Jokowi? Fadlin yang juga pengajar di Universitas Mercu Buana ini mengatakan bahwa Prabowo sepertinya tidak mungkin menjual harga dirinya.
“Saya cukup memahami bagaimana Pak Prabowo, dia sangat percaya diri ingin membangun kemandirian bangsa Indonesia, maka sangat sulit dia menerima tawaran itu, sama saja beliau menjual harga dirinya, sepertinya dia sudah tidak kuat melihat aset negara di kuasai asing. Saya kira tekadnya itu yang membuat dia tetap bertahan untuk mencalonkan diri sebagai presiden di tahun 2019 nanti,” kata putra kelahiran Donggo NTB ini.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilpres 2019: Makin Sulit Melabeli Jokowi Anti - Islam
Redaktur & Reporter : Friederich