Duet SBY - JK Berlanjut

Selasa, 30 September 2008 – 11:57 WIB
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara terbuka menyatakan bakal menggandeng kembali Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden pada pemilu presiden 2009Bak gayung bersambut, Kalla yang mengaku cocok bekerja sama dengan SBY empat tahun terakhir juga menyatakan kesediaannya

BACA JUGA: Tiga Diva Gabung ke Gerindra



"Saya sekarang sudah bersama-sama dengan beliau
Saya bahagia dapat bersama SBY membangun bangsa

BACA JUGA: SOHE Minta MA Batalkan Kemenangan ALDY

Saya pikir, selama empat tahun terakhir, kemajuan (pembangunan) yang telah dicapai cukup baik," ujar Kalla ketika ditanya wartawan setelah salat berjamaah di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Seni (29/9).

Bapak lima anak itu mengatakan, salah satu alasan untuk bersedia mendampingi SBY adalah faktor kecocokan
Dia merasa klop dengan SBY dalam banyak hal

BACA JUGA: Desain Surat Suara Masih Bisa Berubah

"Saya sudah cocok sajaKalau tidak cocok, bagaimana bangsa ini bisa majuKalau tidak cocok, sudah buyar bangsa ini," sambungnya.

Karena jawabannya mengambang, wartawan mendesak apakah Kalla bersedia menjadi wakil presiden meski Partai Golkar menang dalam pemilu legislatif"Apa pun amanah yang diberikan, saya siap apa saja bagi bangsa iniInsya Allah, jika Allah mengizinkan, Allah memberi kesehatan, umur yang panjang, Anda (rakyat) mendukung, saya siap (mendampingi SBY)," katanya.

Sebelumnya pada acara buka bersama dengan wartawan Minggu (28/9), SBY yang memastikan maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2009 mengisyaratkan masih akan berpasangan dengan Wapres Jusuf KallaJika terpilih, inilah periode kedua dan terakhir SBY menjabat presiden"Sangat mungkin saya berpasangan kembali dengan Jusuf KallaTapi ingat, kita ini masih menuju pemilu legislatif," ujar SBY saat itu.

Ketika ditanya apakah Partai Golkar telah melakukan pembicaraan dengan Partai Demokrat mengenai kemungkinan duet SBY-Kalla? Dengan tegas Kalla mengatakan, Partai Golkar belum membicarakan soal calon presiden sebelum pemilu legislatif.

"Pada waktunya nanti kita putuskanSaya kira Pak SBY (Partai Demokrat) dan semua partai juga begituKan (pencalonan sebagai capres-cawapres) ada syarat-syarat formal yang baru bisa dipenuhi setelah pemilu legislatifMisalnya, syarat pendidikan dan syarat persentase suara partaiKalau tiba-tiba syaratnya tinggi, kemudian tidak dipenuhi, kan harus berusaha dulu memenuhi itu," tegasnya.

Bagaimana bila Golkar mendesak ketua umumnya harus menjadi calon presiden? "Saya tidak ingin berandai-andaiTapi, Golkar berusaha mencapai hasil maksimal," katanyaLagi pula, ujar Kalla, mencalonkan calon presiden tidak bergantung pada besar-kecilnya partaiNamun, harus ada syarat-syarat lain"Jadi, bukan hanya partai yang besarSaya dan SBY dulu hanya didukung tiga partai yang masing-masing suaranya kurang dari 10 persen," katanya

Meski demikian, Kalla tidak menyalahkan pernyataan publik SBY sebagai sinyal yang terlalu dini bagi seorang incumbent yang akan maju lagi ke pemilu tahun depan"Oh tidak, semua mempunyai pilihan yang baik, dan ini tentu saya sangat berterima kasih," katanya.

Kalla mengaku tidak mempermasalahkan penurunan popularitas SBY-Kalla, terutama setelah menaikkan harga BBM domestik 28 persen pada awal Mei laluPria asal Makassar itu bahkan mengaku tidak mempermasalahkan bila tidak bisa mengulang kemenangan di pemilu presiden 2009"Mengabdi untuk kemajuan bangsa itu bisa dalam kedudukan apa sajaApakah sebagai pengusaha, atau sebagai Wapres, atau lainnyaDulu jadi menteri pun oke," tegasnya

Respons Partai

Pernyataan SBY yang memastikan maju sebagai capres 2009 ditindaklanjuti Partai DemokratKetua Umum DPP Partai Demokrat Hadi Utomo menyatakan akan mengawal SBY hingga menjadi capres 2009Partai bernomor 31 itu akan berjuang di DPR untuk menjaga syarat pencalonan presiden tidak lebih dari 15 persen''Kita akan pertahankan mati-matian dalam pembahasan RUU PilpresKita mengusulkan 15 persen saja,'' kata Hadi Utomo kemarin

Dalam Pemilu 2004, menurut Hadi Utomo, Demokrat meraih 7,5 persen suaraDengan SBY menjadi presiden, Hadi yakin suara Demokrat bisa terdongkrak dua kali lipat menjadi 15 persen

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Yahya Sacawiria mengatakan, pernyataan presiden yang akan maju dalam Pilpres 2009 itu tak akan ada pengaruhnya terhadap pemerintahan''Kabinet tak akan tergangguPresiden tetap akan bekerja untuk negara,'' tegas YahyaMengenai pasangan SBY, menurut Yahya, peluang paling besar memang ada pada Jusuf KallaNamun dalam konstelasi politik ke depan, siapa pun berpeluang mendampingi SBY''Pak SBY harus nomor satu, siapa pendampingnya, kita lihat nanti,'' katanya.

Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum menyatakan kelegaannya"Saya kira bukan hanya sayaPara kader, anggota, dan seluruh simpatisan partai telah dibuat tenang oleh kesiapan beliau," ujarnyaSesuai dengan hasil survei-survei politik terakhir, kata Anas, SBY tetap menjadi capres mendapat dukungan yang tinggi"Beliau sangat layak melanjutkan perjuangan pada periode keduanya," kata mantan anggota KPU tersebut.

Bagaimana respons PDIP sebagai lawan politik SBY? Sekjen DPP PDIP Pramono Anung menyatakan tidak kaget terhadap pernyataan SBY tersebut''Semua orang tahu, dia akan maju sebagai capres incumbentBagi Ibu Mega dan PDIP, ini hal yang sudah diperkirakan, tidak ada yang mengejutkan,'' paparnya

PDIP, menurut Pramono, sama sekali tidak khawatir terhadap SBY yang tentunya diuntungkan dengan statusnya sebagai incumbentRakyat, kata Pramono, akan menilai dengan bijak apakah SBY layak atau tidak menjadi presiden lagi

Beberapa survei, lanjut Pramono, memang telah menyebut hanya SBY dan Megawati yang punya kans bersaing di papan atasMegawati, katanya, tak akan menghiraukan manuver SBYMega akan konsentrasi mendekati rakyat dengan semakin rajin turun ke bawah

Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Firman Jaya Daeli menambahkan, pernyataan bahwa SBY akan maju kembali justru merugikan SBY sendiri"Rakyat Indonesia yang mempunyai kedaulatan penuh akan mengingat dan menagih janji kampanye SBY pada Pilpres 2004 laluPadahal, kondisi riil ekonomi masyarakat sekarang semakin terpuruk," katanya

Apakah PDIP akan mengubah strategi pemenangan pemilu? Menurut Firman, PDIP sudah lama menyusun strategi pemenangan pemilu dan pilpresKarena itu, keputusan SBY tidak akan memengaruhi apa-apa"Semuanya sudah diprediksiYang baru kita lakukan adalah mengintensifkan komunikasi dengan semua pihak," (noe/cak/tom/dyn/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maswadi : Yang Kalah Harus Legowo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler