MOSKOW—Dugaan kelalaian pilot sebagai penyebab jatuhnya Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, semakin mengemuka. Kantor berita Ria Novosti mengutip harian terkemuka Rusia Izvestia Jumat (11/5) menyebut, kesimpulan sementara tersebut dihasilkan dari sebuah ujicoba menggunakan simulator pesawat sejenis di pusat pelatihan pilot di Zhukovsky, tak jauh dari Moskow.
Hasil dari ujicoba tersebut menduga sistem peringatan kondisi area penerbangan atau Terrain Awareness and Warning System (TAWS) yang terpasang di kokpit pesawat harusnya memberikan peringatan atau informasi kepada pilot. Sistem ini otomatis bekerja mendeteksi kondisi geografis yang mungkin menjadi rintangan dalam sebuah penerbangan Sukhoi SJ 100 tersebut.
‘’Anda tidak bisa mengabaikan sinyal peringatan. Jika bahaya terjadi, sistem akan menampilkan pesan peringatan,’’ ujar salah seorang sumber yang tak disebutkan namanya. Menurutnya selain indikator dalam bentuk lampu merah peringatan juga keluar dengan pesan suara.
‘’Selain itu sistem secara otomatis dapat mengintervensi untuk berupaya, untuk mencegah pesawat pesawat dari tabrakan,’’ imbuhnya.
Sumber tersebut menduga pilot pesawat telah mematikan sistem peringatan saat musibah terjadi untuk berbicara dengan para penumpang.
Sementara ahli lain dari pusat pelatihan pilot tersebut memperkirakan bisa jadi pilot tidak memperhatikan sistem peringatan yang selalu menyala di aeal perbukitan.
Namun demikian, tidak semua ahli sepakat dengan kesimpulan ujicoba pada simulator ini. Seorang pakar keselamatan penerbangan lainnya mengatakan, uji coba pada simulator tidak bisa memberikan gambaran keseluruhan peristiwa tragis tersebut.
‘’Percobaan pada sebuah simulator tidak memberikan seluruh cerita,’’ ujar seoang pakar dari Pusat Penelitian Penerbangan Sipil Rusia kepada kantor berita Prime News.
‘’Pengujian dengan pesawat sesungguhnya hanya mungkin dilakukan setelah penemuan dan penguraian data rekaman penerbangan pesawat tersebut,’’ tambahnya.
Penguraian data penerbangan yang tersimpan pada Black Box pesawat tersebut dinilai sebagai kunci utama untuk mengetahui penyebab utama kecelakaan itu. Sementara pakar lainnya sepakat mengenai Sistem Peringatan jalur penerbangan menjadi titik kritis dalam kasus ini.
‘’Ada tiga kemungkinan, pertama (sistem) tersebut tidak bekerja, kedua (sistem) tersebut dimatikan atau mereka (pilot dan co pilot) tidak memperhatikannya, atau (sistem) tersebut memberikan indikasi yang keliru,’’ pungkasnya.
Sebelumnya indikasi human error ini pertamakali disebutkan oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin, Kamis (10/5) lalu. Pendapat Rogozin ini berdasar keterangan ahli setempat mengenai musabab musibah itu.(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Bom Dahsyat, 55 Tewas
Redaktur : Tim Redaksi