Duh, 30 Ekor Buaya Ini Mulai Tak Terurus, Warga Semakin Resah

Minggu, 22 September 2019 – 21:15 WIB
Kandang buaya yang berada di Gang Buaya Badas, Jalan Raja Alam I, Sambaling. Pemilik buaya, mengaku sudah tak sanggup lagi mengurus buaya-buaya yang sudah bertahun-tahun dipeliharanya. Foto: prokal.co

jpnn.com, TANJUNG REDEB - Buaya peliharaan Muhammad Irsani yang berada di Gang Buaya Badas, Jalan Raja Alam I, Sambaling, Tanjungredeb, Berau, Kaltim, kembali menebar teror.

Pasalnya, buaya-buaya tersebut sering terlepas dari kandangnya dan berkeliaran di permukiman warga. Irsani yang dikonfirmasi kemarin (21/9), juga membenarkan.

BACA JUGA: Ditinggal Suami Berlayar, Bidan Berbuat Terlarang dengan Dokter Puskesmas

Menurut Irsani, salah satu buaya miliknya kembali berhasil keluar dari kandang yang berada di tengah-tengah permukiman warga tersebut.

Buaya yang lepas dan berkeliaran di lingkungan permukiman warga, diduga lepas melalui sela-sela kayu yang keropos pada pembatas kandang.

BACA JUGA: Viral, Langit Berwarna Merah di Muaro Jambi

“Tadi, sekitar jam 12.00 Wita lepasnya. Tetapi sudah saya tangkap lagi,” kata Irsani saat ditemui di rumahnya, Sabtu (21/9).

Irsani mengatakan, buaya yang ada di penangkarannya sudah mencapai 30 ekor. Kondisi kandang tempat penangkaran buatannya juga mengalami kekeringan akibat kemarau panjang.

BACA JUGA: Usai Aniaya Istri hingga Sekarat, Si Suami Diamuk Massa hingga Begini

Kondisi itu memaksanya untuk rutin mengalirkan air ke kandang buaya, guna menjaga kelembapan kandang.

Makin banyaknya persoalan yang muncul, kini membuat dirinya resah. Karena tak kuat lagi mengurusi buaya-buaya yang sudah bertahun-tahun dipeliharanya.

“Jujur, saya sebenarnya sudah lelah mengurusi buaya itu, apalagi sudah sering terjadi buaya yang lepas dan meresahkan warga. Itu menjadi beban saya selaku pemilik,” katanya.

Bahkan menurutnya, buaya yang ada di dalam penangkaran tersebut sudah tidak terlalu terawat. Pasalnya, biaya perawatan buaya tidaklah sedikit. Untuk memberi makan saja, sudah merogoh koceknya dalam-dalam. Untuk membeli puluhan kilogram daging ayam segar setiap hari.

“Makanya saya sudah mulai tidak sanggup, karena pemasukan saya juga saat ini sudah berkurang,” ujar pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) tersebut.

Satu-satunya harapannya, hanya kepada Pemkab Berau. Agar bersedia merelokasi buaya-buaya miliknya, dan memberikan biaya ganti rugi yang dipatoknya sebesar Rp 350 juta.

“Saya sudah berpuluh-puluh kali kami menyurati pemerintah daerah agar bisa merelokasi semua buaya yang saya miliki ini,” terangnya.

Dia menyebut, buaya peliharaannya sudah beberapa kali lepas dari kandangnya. Dan sampai saat ini, selalu bisa ditanganinya dengan cepat, sehingga tidak memakan korban.

“Saya harap pemerintah bisa cepat merealisasikan, karena saya takutnya nanti buaya tersebut memakan korban,” sambungnya.

Ditambahkan Isnaniah, salah satu warga setempat mengatakan, dirinya bersama warga lain selalu waswas jika ada buaya milik Irsani yang lepas.

“Sudah sering buaya itu lepas, bukan kali ini saja. Saya berharap kepada instansi yang menangani ini, agar bisa memindahkan buaya itu dari tengah-tengah permukiman warga ini,” singkatnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau Mahdi Hasan mengatakan, keberadaan penangkaran buaya di tengah permukiman warga memang sangat riskan.

“Sebenarnya hal itu sangatlah bahaya, baik untuk pemilik dan warga sekitar,” terangnya.
Diakuinya, pemilik buaya sudah pernah menawarkan agar Pemkab Berau yang melanjutkan pemeliharaan buaya miliknya. Sekaligus merelokasinya ke tempat penangkaran buaya di Mayang Mangurai, Teluk Bayur.

“Saya sudah pernah mendengar bahwa pemilik penangkaran itu sudah ingin memberikan penangkarannya kepada pemerintah, dengan persyaratan mengganti rugi,” terangnya.

Namun, dirinya tidak mengetahui pasti, proses negosiasi antara pemilik buaya dengan pemerintah. Yang jelas, dirinya berharap persoalan buaya yang berada di permukiman warga, bisa segera ditemukan solusinya. (*/aky/udi)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler