Duh, 4 Kali Dijual dan Disiksa Agen

Jumat, 01 April 2016 – 11:20 WIB

jpnn.com - MATARAM – Muliati, salah seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengisahkan pengalamannya selama bekerja di Arab Saudi. Ia mengaku majikannya sempat memperlakukannya seperti binatang.

Beruntung, kata dia, salah satu keluarga majikannya pernah liburan ke Bali dan mendengar nama pulau Lombok yang dikenal dengan pulau seribu masjid.

BACA JUGA: Prostitusi di Warung Jagung: Wanita Itu..Bapaknya PNS

Majikan akhirnya mempercayai Muliati dari Indonesia. Dia lalu diminta mengajarkan anak majikannya  mengaji. Sejak saat inilah perlakuan majikannya berubah. Muliati tinggal selama 2 tahun 6 bulan. “Selama menjadi TKI saya tidak pernah pindah majikan sampai pulang,” tuturnya.

Apa yang dialami Muliati hampir sama dengan nasib Munirah, TKW asal Gelogor Kabupaten Lombok Barat, NTB ini. Dia  mengaku sejak awal pemberangkatan tidak ada masalah yang dialami, karena ia berangkat resmi dari salah satu perusahaan.

BACA JUGA: Awalnya Diperlakukan Seperti Binatang

Namun sayangnya meski berangkat secara resmi, pengalamannya pun cukup pahit karena harus mengalami empat kali dijual dan disiksa oleh agennya sendiri. Munirah berangkat menjadi TKI tahun 2011 lalu.

Penempata di majikannya yang pertama di Qatar memang sesuai dengan kontrak yang ia tandatangani. Namun dia mendapat perlakuan tidak enak. Ia malah dilaporkan ke agen yang menyalurkannya kalau dirinya malas, tidak mau kerja, padahal lebih dari itu.

BACA JUGA: Listrik Masih jadi Masalah Serius di Kapuas Hulu

Salah satu keluarga majikan pernah ingin memperkosanya, sehingga ia memutuskan untuk keluar dari majikannya.

“Ada empat kali saya dijual oleh agen saya ke majikan yang lain,” tuturnya dilansir Radar Lombok (Grup JPNN).

Tidak cocok di majikan yang pertama, ia dikembalikan ke agen, kemudian oleh agennya dijual lagi ke majikan yang lain. Majikan Munirah yang kedua orang India. Selama berkerja di majikannya ini, ia mendapatkan perlakuan yang baik. Namun karena hanya dibutuhkan 1 bulan  Munira dikembalikan lagi ke agennya.

“Karena majikan saya yang dari India mau pulang, saya dipulangkan lagi ke agen,” tuturnya.

Oleh agen, ia dijual lagi ke majikan yang ketiga orang Qatar tetapi karena tidak cocok ia hanya kerja satu hari. Karena dikembalikan inilah, agennya mulai marah ke Munirah.

Dia dianggap tidak bisa kerja dan selalu minta pulang. ”Saya dipukul sampai berdarah di depan TKW asal Filipina,” tuturnya.

Terkahir di majikannya yang keempat, ia mendapat sedikit kenyamanan. Ia menjadi pengasuh anak majikannya yang masih kecil.

“Setiap hari saya mengasuh anak majikan layaknya anak sendiri,” ungkapnya.

Akibatnya begitu berusia 1 tahun, anak ini justru memanggil Munirah dengan sebutan “Mama”.

Sedangkan dengan ibu kandungnya sendiri, anak itu kurang akrab. Kondisi inipun menjadi masalah.

Majikan perempuannya tidak terima anaknya memanggil Munirah dengan panggilan ''Mama''. Tidak tahan dengan konflik di rumah tersebut, Munirah akhirnya memilih untuk pulang ke Indonesia dan memutuskan berhenti menjadi TKW.

“Saya akhirnya minta dipulangkan karena tidak tahan dengan cobaan menjadi TKW,” ujarnya.(radar lombok/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 13 Warga Lapas Timika Kabur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler