jpnn.com - BATAM - Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) menyiagakan satu pesawat tempur jenis Sukhoi di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam. Pesawat ini bertugas menghalau pesawat asing yang masuk wilayah udara Kepri secara ilegal.
Asisten Operasi Kosekhanudnas I Letkol Pnb, M Satriyo Utomo, mengatakan sejak awal September saja, sedikitnya ada 85 pesawat asing yang melintas di wilayah udara NKRI di Kepri. Artinya, dalam sehari rata-rata ada lima pesawat asing yang melintas di wilayah udara Kepri. Tak hanya pesawat sipil, sejumlah pesawat militer asing juga kerap melintas tanpa izin.
BACA JUGA: Akui Ekonomi Masih Buruk, Menkeu Wajibkan Pengusaha Lakukan Ini
"Bila ada terjadi pelanggaran, kami diperintahkan melakukan tindakan force down (memaksa turun pesawat asing, red)," kata Satriyo, Jumat (18/9).
Satriyo menjelaskan dua negara asing yang sering melanggar kedaulatan wilayah udara NKRI yakni Singapura dan Malaysia. Kedua negara ini, menurut Satriyo, pesawat milik kedua negara itu seenaknya saja masuk wilayah udara NKRI di Kepri.
BACA JUGA: Mendagri Minta Kada Tunda Kunjungan ke Luar Negeri
"Bulan-bulan sebelumnya tak banyak. Tapi sejak September ini makin banyak menyelonong tanpa izin," ungkapnya.
Menurut Satriyo, daerah yang paling sering dimasuki oleh pesawat asing adalah wilayah di selatan Ranai, Natuna. "Mereka dari Kucing, Malaysia, menuju Singapura, atau sebaliknya," tuturnya.
BACA JUGA: Kini, Bagian Humas Bukan Lagi Tempat Buangan
Satriyo mengakui, sampai saat ini flight information region (FIR) wilayah Kepri masih dikuasai Singapura. Namun tidak berarti pesawat asing cukup meminta izin ke ATC Singapura untuk melintasi wilayah udara Kepri. Namun, kata Satriyo, mereka tetap perlu koordinasi dan meminta izin kepada pihak Indonesia.
"Mereka pikir setelah bicara dengan Singapura bisa lewat begitu saja. Yang mereka lewati itu wilayah kedaulatan Indonesia," ucapnya dengan tegas.
Sementara itu Komandan Skuadron (Danskuadron) 11, Letkol Pnb, Vincentius Endy H P, pesawat tempur jenis Sukhoi yang disiagakan di Hang Nadim ini dilengkapi dengan awak serta persenjataan lengkap. Sehingga mereka siap jika terjadi hal terburuk, misalnya harus kontak senjata di udara.
"Kami bawa lengkap semuanya untuk persenjataan air to air dan pertempuran udara," katanya.
Danlanud Tanjungpinang, Letko Pnb I Ketut Wijaya, mengatakan pihaknya akan mendukung langkah pencegahan masuknya pesawat asing di Kepri ini. Kata dia, keberadaan pesawat tempur di Hang Nadim ini sampai batas waktu yang tak ditentukan.
"Rentang waktunya sesuai kebutuhan saja," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Perhubungan RI, Ignatius Jonan, dan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, menyiapkan negosiasi untuk mengambil kembali FIR dari Singapura. Meskipun banyak kalangan pesimis, upaya ini akan berhasil. Sebab wacana ini sudah sering disampaikan pemimpin negeri ini, sejak beberapa tahun lalu.
Bedanya, para presiden terdahulu 'hanya' mengutus Menhub dan Menlu dalam proses negosiasi. Namun kali ini Presiden Jokowi melibatkan panglima TNI yang mengisyaratkan keseriusan. (ska)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahapan Honorer K2 jadi CPNS Cukup Rumit
Redaktur : Tim Redaksi