Duh Ada Lagi Sekolah Ambruk, Kelas Terpaksa Digabung

Jumat, 13 April 2018 – 14:19 WIB
Sekolah rusak, kelas terpaksa digabung. Foto: JPG

jpnn.com, JEMBER - Tiga ruang kelas di SDN Darungan 02, Dusun Pakeman, Desa Darungan, Jember Jatim ambruk.

Akibatnya, para siswa terpaksa mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM) di ruang kelas yang disekat.

BACA JUGA: Kelas Darurat Hancur, Siswa Terpaksa Mengungsi

Dua ruang kelas yang disekat papan tripleks adalah kelas II dan III. Kemudian, ruang kelas IV disekat dengan ruang kelas V.

Bahkan, untuk siswa kelas IV dan V itu, tempat duduk tiap-tiap ruang kelas juga berbeda.

BACA JUGA: Ada Sekolah dengan 25 Kelas Rusak

Upaya penyekatan seperti itu terpaksa dilakukan karena pada 2016 tiga ruang kelas (I, II, dan III) ambruk.

Untung, saat atap ruang kelas ambrol, tidak ada korban jiwa. Meski ambrolan atap sempat mengenai siswa yang mengikuti KBM di ruang kelas.

BACA JUGA: Seribu Ruang Kelas SD Rusak Berat

Eny Angelina, guru kelas II di SDN Darungan 02, kepada Jawa Pos Radar Jember menyatakan, tiga ruang kelas SDN Darungan 02 ambruk saat siswa baru masuk kelas pukul 08.00.

"Tiba-tiba bagian atap di ruang kelas III ambrol dan beberapa genting jatuh. Bahkan, ambrolnya atap tersebut sempat mengenai siswa yang sedang mengikuti KBM di ruang kelas. Tapi tidak luka berat," terangnya.

Saat itu juga semua siswa (mulai kelas I, II, higga III) diminta mengosongkan ruangan.

Siswa yang terkena reruntuhan atap langsung dilarikan ke puskesmas. "Sejak saat itu tiga ruang kelas tidak bisa ditempati.

Siswa terpaksa mengikuti KBM di ruang darurat, yakni hanya disekat," jelasnya. Di SD tersebut siswa kelas II berjumlah 19 anak, sedangkan kelas III dihuni 14 anak.

Namanya saja satu kelas, guru yang menerangkan pelajaran pun harus gantian.

Sebab, suara mereka cukup jelas terdengar dari kelas samping yang ada dalam satu ruangan itu.

"Ketika guru kelas II sedang memberikan penjelasan kepada siswa, guru kelas III harus diam atau duduk-duduk sambil memperhatikan siswanya," ucapnya.

Demikian juga sebaliknya. Ketika guru kelas III sedang mengajar, guru kelas II yang kena giliran "diam".

"Sebab, kalau bersama-sama memberikan pelajaran kepada siswa, akan seperti orang bertengkar," seloroh Eny.

Di SD tersebut siswa kelas I yang berjumlah 10 anak terpaksa mengikuti KBM di ruang perpustakaan yang cukup sempit. Siswa kelas IV dan V menempati ruang kelas IV yang ruangannya juga disekat dengan tripleks.

"Jumlah murid kelas IV ada 11 anak, kelas V jumlahnya ada 18 anak, sedangkan kelas VI hanya 16 anak. Total jumlah kese­luruhan adalah 88 siswa," paparnya.

Atas kondisi itu, pihaknya sudah berupaya mengajukan perbaikan ke dinas pendidikan (dispendik).

"Proposal permohonan perbaikan sudah sering kami ajukan. Bahkan, sebelum tiga ruang kelas itu ambruk, kami juga sudah melakukan pengajuan proposal. Tapi, hingga saat ini, dispendik belum pernah datang untuk melihat kondisi yang sebenarnya," ungkap Eny.

Kabid SD/SMP Dispendik Jember Debora saat dikonfirmasi mengatakan, belum ada laporan dari pihak sekolah.

Ketika ada laporan, pihaknya akan langsung mengecek kondisi sekolah yang ambruk. "Saya baru tahu kalau ada informasi SDN Darungan 02 rusak dari wartawan Jawa Pos Radar Jember ini malah," ujarnya. (jum/mgc/rul/c9/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangunan Kelas Roboh, Siswa Terpaksa Mengungsi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler