Duh, Bayi Meninggal di Lokasi Pengobatan Gratis

Jumat, 11 September 2015 – 05:09 WIB

jpnn.com - SIMALUNGUN - Seorang bayi berusia 1,5 tahun bernama Nuzul Habib Ramadhan meninggal dunia saat berada di lokasi program pengobatan gratis yang dilaksanakan Pemkab Simalungun, Sumut.

Belum diketahui pasti apa penyebab bayi tersebut meninggal. Sejumlah sumber mengatakan bahwa bayi meninggal diduga akibat terkena aliran listrik  yang disalurkan dari gedung puskesmas pembantu (Pustu) Silau Bayu ke mobil Unit Pelayanan KB (Keluarga Berencana). Ada juga yang mengatakan karena terjatuh dari mobil Unit Pelayanan KB.

BACA JUGA: Innalillahi... Santri Hilang Terseret Arus

Informasi yang dihimpun Metro Siantar (Jawa Pos Group) dari sejumlah warga sekitar Pustu Silau Bayu, saat itu, Kamis (10/9) sekira pukul 10.30 WIB, sedang berlangsung pengobatan gratis yang merupakan program pelayanan KB di mobil Unit Pelayanan KB BK7017T warna biru yang terparkir di dekat Pustu Silau Bayu, Kecamatan Gunung Maligas.

Namun, saat berlangsungnya kegiatan tersebut, tiba-tiba petaka itu terjadi dan bayi tersebut langsung ditangani salah seorang dokter di Pustu Silau Bayu. Namun, kondisi korban semakin memburuk hingga dirujuk Ke RS Horas Insani. Namun, dalam perjalanan, bayi tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.

BACA JUGA: Kakek Cari Kayu di Pantai, Ketemu Cewek ABG, Kenalan, Pacaran, Begituan

Kepada METRO, kakek korban Ngatirin (65) mengaku tak tahu persis kejadian yang menimpa cucunya. Dia mengetahui kejadian itu atas informasi salah seorang penumpang ambulance yang datang ke rumahnya yang mengatakan bahwa cucunya sudah meninggal dunia di RS Horas Insani.

Erwin (31), orangtua korban juga mengaku hal serupa. Peristiwa itu diketahuinya dari salah seorang warga yang menghubunginya. "Nggak tahu persis aku kejadiannya. Aku dihubungi melalui telepon selular yang mengatakan anakku masuk RS Horas Insani. Waktu itu aku di Tiga Balata, kerja di panglong CV  Mamahan," ujarnya.

BACA JUGA: Wow... BKSDA Evakuasi Buaya Sepanjang 7 Meter

Padahal, kata Erwin, mereka hendak menggelat acara memasuki rumah baru, tinggal menunggu hari baik.

"Anakku itu periang dan lincah, Bang. Umur satu tahun dia sudah bisa jalan. Anak itu kesayangan kakek dan neneknya. Soalnya baru dia cucu bapak yang laki-laki," ujarnya berurai air mata.

Namun, ibu korban, Sri Ramadani (28), yang membawa bayi itu ke pustu tak bersedia diwawancarai METRO. Dia hanya terdiam. "Belum bisa istriku ditanyai, Bang. Maaf ya," kata warga Huta I, Nagori Silau Bayu, Kecamatan Gunung Maligas ini.

Kapolsek Bangun AKP H Silitonga melalui Kanit Reskrim Ipda Arwanda Sembiring yang dikonfirmasi di lokasi kejadian mengatakan pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian anak bungsu dari dua bersaudara ini. Pihaknya masih melakukan penyelidikan dan melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan mengumpulkan alat bukti.

Sementara, Kadis Kesehatan Jan Maurisdo membenarkan bahwa bayi tersebut meninggal saat digelarnya pengobatan gratis di Kecamatan Gunung Maligas.

"Pada pengobatan gratis selalu membawa mobil petugas medis. Saat orangtua menaiki mobil, ternyata dia tidak memperhatikan si anak yang mengikut menaiki mobil hingga akhirnya terjatuh. Saat terjatuh, kepala si anak terbentur ke batu hingga akhirnya tidak tertolong," ungkapnya.

Sementara, dalam rangka kunjungan kerja ke Kecamatan Gunung Maligas, Bupati Simalungun JR Saragih didampingi Camat Gunung Maligas Bangun Sihombing menyempatkan diri mendatangi rumah korban. Pada kesempatan itu, JR Saragih menyampaikan turut berduka cita kepada keluarga korban.

"Saya mewakili keluarga besar JR Saragih dan atas nama Bupati Simalungun menyanpaikan turut berduka cita atas musibah yang dialami korban dan semoga keluarga korban yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan ini," ujar bupati. (ag/ara)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh.. Serius Bekerja, Sita Wortel Ilegal Asal Tiongkok, BPSK Malah Ditegur Disperindag


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler