jpnn.com - SURABAYA - Para guru yang belum berijazah S-1 jangan banyak berharap dari bantuan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya. Sebab, Kepala Dispendik Ikhsan menegaskan bahwa pihaknya tidak punya anggaran untuk beasiswa para guru yang jumlahnya 1.343 orang itu.
Ikhsan menjelaskan, saat ini sebagian besar guru sudah mengambil studi S-1. ''Kami sudah survei terkait hal ini," ujarnya.
BACA JUGA: SADIS! Guru Hajar Siswa Hingga Rahang Patah
Guru yang melanjutkan studi tersebut berusia di bawah 50 tahun. Jumlahnya 470 orang. Di antara jumlah tersebut, lanjut Ikhsan, ada 443 guru yang mengambil S-1 pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) di Universitas Terbuka (UT).
Sisanya memilih berkuliah S-1 di perguruan tinggi. Misalnya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas PGRI Adi Buana (Unipa). ''Karena semua sudah mengambil kuliah, kami rasa tidak ada anggaran untuk beasiswa S-1," jelas mantan kepala Bapemas-KB Surabaya tersebut.
BACA JUGA: Hanya 7 Provinsi yang Raih Nilai UKG Baik
Namun, masih ada 873 guru lain yang berusia di atas 50 tahun. Dispendik Surabaya pun membiarkan mereka mengajar kendati tidak mengantongi ijazah S-1. Bahkan, dispendik memberikan toleransi kepada mereka.
''Mereka sudah mendekati usia pensiun. Masa kuliah dan usia pensiun mereka kejar-kejaran," ujarnya. Guru yang belum mengantongi S-1 tersebut tetap berhak mendapatkan tunjangan profesi guru (TPG).
BACA JUGA: Kasihan, Ribuan Dosen dan Pegawai Batal Jadi PNS
Ikhsan yakin banyaknya guru yang belum S-1 tidak berpengaruh pada kualitas pendidikan. Sebab, pihaknya sudah menyiapkan program untuk meningkatkan kompetensi guru. Salah satunya program pemetaan dan penguatan kompetensi guru Surabaya (P2KGS).
''Ada evaluasi diri. Dari hasil evaluasi, dapat diketahui kebutuhan guru apa saja. Nanti bisa diberi pelatihan yang sesuai," ujarnya. (bri/elo/c7/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Sedih Bocah-bocah SD itu Akan Berakhir
Redaktur : Tim Redaksi