jpnn.com - JAKARTA – Setelah industri elektronik, Panasonic dan Toshiba, akan menutup pabriknya di Indonesia, kini giliran Harley Davidson akan hengkang dari Indonesia.
Langkah produsen pemegang merek motor gede (moge) mengikuti langkah produsen otomotif PT Ford Motor Indonesia yang lebih dulu memilih hengkang dari pasar otomotif nasional.
BACA JUGA: Jual Unitlink, Masih Tunggu Edaran OJK
Kabar mengejutkan itu mencuat dari pesan berantai yang diperoleh kalangan wartawan. Pesan itu berisikan bahwa PT Mabua Harley Davidson dan PT Mabua Motor Indonesia tidak lagi beroperasi di Tanah Air. Perusahaan asal Amerika Serikat itu memutuskan untuk menghentikan bisnis penjualan motor gede di Indonesia.
Dalam pesan yang mengatasnamakan Presiden Direktur PT Mabua Harley Davidson Djonnie Rahmat itu menyebutkan bahwa penghentian keagenan Harley Davidson di Indonesia sudah dilakukan sejak 31 Desember 2015.
BACA JUGA: Indonesia Tuan Rumah Konferensi Asosiasi Pelabuhan Dunia
Penyebabnya, iklim usaha dalam negeri sudah tidak lagi kondusif beberapa tahun terakhir.
"Iklim usaha pada sektor otomotif, khususnya di bidang motor besar, mengalami berbagai kendala, antara lain pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang US Dollar, yang dimulai sejak pertengahan tahun 2013 dan berlanjut sampai dengan saat ini mencapai lebih kurang 40 persen," ujar Djonnie dalam pesan yang beredar hari ini (5/2).
BACA JUGA: TOP! Pemerintah Akan Bangun 10 Cold Storage untuk Nelayan
Hal tersebut juga diperparah dengan adanya kebijakan pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Keuangan mengenai tarif bea masuk serta pajak yang terkait dengan importasi dan penjualan motor besar. Tarif PPh impor, pajak penjualan barag mewah, pajak barang mewah untuk motor besar dengan kapasitas mesin di atas 500 cc, hingga tarif bea masuk motor besar, dan semuanya mengalami kenaikan.
"Total keseluruhan pajak untuk importasi motor besar mencapai hampir 300 persen, tidak termasuk bea balik nama dan lain-lainnya," sambung Djonnie.
Faktor-faktor tersebut, menurutnya, telah mengakibatkan kelesuan pasar serta penurunan minat beli. Kendati demikian, untuk beberapa bulan mendatang, pihaknha tetap akan memberikan layanan purna jual serta penjualan suku cadang, dan lain-lain.
Hingga saat ini, Djonnie Rahmat belum dapat dikonfirmasi. Namun, saat JawaPos.com mencoba menghubungi salah satu staf-nya, dia mengaku sudah tidak lagi bekerja di Harley Davidson Indonesia.
"Maaf mas, saya sudah tidak lagi bekerja di sana, jadi saya nggak bisa kasih tanggapan benar apa nggak (Harley Davidson Indonesia ditutup, Red). Ya mungkin tahu sendiri lah benar apa nggak-nya, saya saja sudah nggak bekerja di Mabua," kata mantan staf Mabua Motor Indonesia yang tak mau disebutkan namanya kepada JawaPos.com (JPG), Jumat (5/2).
Dia menambahkan, pihak Harley Davidson rencananya juga akan menjelaskan secara rinci mengenai hal tersebut ke awak media pada Rabu (10/2) mendatang.
Sebagai informasi, PT Mabua Harley Davidson adalah perusahaan importir motor merek Harley Davidson, sementara bagian distributor ditangani oleh PT Mabua Motor Motor Indonesia. Perusahaan motor gede asal negeri Paman Sam itu beroperaasi di Indonesia sejak 1997. (fab/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IPOTGO, Portal Investasi Online Resmi Diluncurkan
Redaktur : Tim Redaksi