Duh, Ibu-ibu jadi Takut Imunisasi Anaknya

Selasa, 28 Juni 2016 – 00:54 WIB
INI YANG ASLI: Petugas Puskesmas Ambacang Kuranji menunjukkan vaksin dari Kemenkes, kemarin. Foto: RIAN/PADANG EKSPRES/JPNN.com

jpnn.com - PADANG – Kasus peredaran vaksin palsu yang belakangan marak diberitakan media dampaknya sudah luar biasa. Antara lain, warga takut mengimunikasi anaknya. 

Feni Adrianai, 29 warga Alai Parakkarakah mangatakan, sejak mengetahui informasi adanya peredaran vaksin palsu di televisi, dia khawatir mengimunikasi anaknya. 

BACA JUGA: Musim Mudik Tiba, RSUD Cianjur Siapkan 100 Kantong Mayat

“Tentu saya sebagai orangtua yang memiliki balita mengkhawatirkan itu. Saat ini saya belum mau lagi mengimunisasi anak saya,” ujarnya.

Dia menilai, pemerintah kurang jeli mengontrol peredaran vaksin. “Jika vaksin palsu itu dikonsumsi balita, tentu efeknya bukan saja jangka pendek tapi juga jangka panjang,” sebutnya.

BACA JUGA: Gawat, Kasus Kekerasan Seksual Tinggi Sekali di Daerah Ini

Senada dengan Yan Fitra Candayeni, 33 warga Gunungpangilun. “Sebelum Ramadhan saya  mengimunisasi anak saya. Malamnya anak saya demam tinggi. Beberapa hari ini ada berita beredarnya vaksin palsu. Saya pikir bisa jadi anak saya kemarin itu mendapatkan vaksin palsu,” tuturnya.

Meri, 31, warga RW V Maransi Aiepacah menyebutkan, dia belum mengetahui adanya peredaran vaksin palsu. Ia sudah beberapa kali melakukan vaksin anaknya. “Saya mengimunisasi anak saya ke puskesmas, terkadang melalui posyandu,” ucap ibu yang memilki  balita umur 2,5 tahun ini.

BACA JUGA: Sedang Layani Pelanggan, Pedagang Nasgor Diseruduk Sedan, Innalillahi

Betriati, 29 warga Kalumbuk Kuranji mengatakan, dia belum pernah mengimunisasi anaknya. Menurutnya, vaksinasi itu tidak ada dampaknya. “Anak saya sudah hampir berumur 18 bulan dan belum pernah saya beri vaksin,” tuturnya.

Wati, 30, warga Kalumbuk lainnya juga waswas dengan peredaran vaksin palsu. “Minggu lalu saya mengimunisasi anak saya ke puskesmas. Habis diimunikasi ia demam. Tapi kini sudah baikan,” katanya.

Sementara itu, dr Dessy, kepala Puskesmas Lubukbuaya mengatakan, vaksin yang ada di puskesmas tersebut berasal dari Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan.

“Vaksin di Puskesmas ini saya yakin tidak ada masalah, karena langsung dari Biofarma, salah satu penyuplai obat-obatan untuk puskesmas,” tuturnya.

Dia mengaku sampai kini belum ada komplen dari orangtua balita yang telah divaksin anaknya. “Wajar jika orangtua balita cemas.  Tapi kita tetap memberikan motivasi kepada orangtua balita,” sebut Dessy.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Rosnini Safitri menyebutkan, vaksin yang beredar di Sumbar saat ini jelas sumbernya. “Sumbar melalui Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) baik pemerintah maupun swasta menggunakan vaksin yang didrop secara nasional oleh Kementerian Kesehatan RI diproduksi oleh Biofarma,” sebutnya.

Pihaknya menjamin vaksin yang beredar di Sumbar aman. Terkait pengontrolan vaksin, pihaknya melakukan kontrol ketat dari produsen dan pedagang besar farmasi (PBF) resmi. 

“Saat ini melalui Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Sumbar telah kita sampaikan ke distributor resmi penyedia vaksin di Sumbar,” sebutnya.

Rosnini mengatakan, pengelolaan vaksin mulai pengadaan, pencatatan, penyimpanan dan penggunaan sesuai standar dan persyaratan yang berlaku. Jika ada masalah dapat dilakukan penelusuran balik.

 Dia juga mengimbau, jika ada ditemukan dugaan penyimpangan penggunaan vaksni segera melaporkan. 

“Dengan maraknya pemberitaan vaksin palsu, nantinya kita akan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada masyarakat bekerjasama dengan IDI dan IDAI terkait keresahan yang terjadi,” tambahnya. (cr17/eni/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mesum di Kebun Sawit, Dua Pelajar Ditangkap Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler