Duh! Omzet Pedagang Beras Anjlok Hingga 30 Persen

Jumat, 29 Mei 2015 – 06:07 WIB
Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Kasus beras berbahan senyawa plastik yang ditemukan di Bekasi beberapa hari lalu membuat omzet para pedagang beras menurun drastis. Pembeli cenderung untuk tidak membeli beras di pasar tradisional karena dianggap beresiko.

"Pada akhirnya kita yang kena getahnya. Entah apa maksud dan tujuan isu beras plastik ini. Yang jelas masyarakat menjadi ragu-ragu untuk membeli beras di pasar tradisional. Yang untung tentu saja ritel modern atau mal-mal itu," ujar Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Ngadiran kemarin (28/5).

BACA JUGA: Ini Cara Dirut Pertamina Ladeni Tudingan Faisal Basri soal Elpiji

Dia mengatakan, sejak beredarnya isu beras plastik, penjualan beras eceran di pasar tradisional menurun hingga 30 persen. "Sebelumnya sehari satu ton habis, sekarang mungkin hanya 700 kilogram. Pembeli sedikit banyak ada rasa kekhawatiran sehingga banyak pertimbangan ketika harus beli beras di pasar tradisional," terangnya.

Menurut dia, konsumen saat ini cenderung ragu dan lebih banyak bertanya untuk memastikan apakah beras yang dijual asli atau beras palsu. Menurut dia, bukan hanya konsumen, penjual juga dirugikan akibat isu beredarnya beras plastik tersebut.

BACA JUGA: Pertalite Tak Kunjung Pasti, Dirut Pertamina: Biar Lama Asal Abadi

"Ada tidaknya kandungan plastik di beras itu tidak penting lagi, karena dampaknya yang merugikan kami," ungkapnya.

Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Nellys Soekidi menilai ada oknum yang sengaja membuat gaduh menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dia berpendapat tidak mungkin penjual beras melakukan kesengajaan untuk berbuat curang.

BACA JUGA: Dorong Pemerintah Kuatkan Faktor Domestik demi Target APBN Tahun Depan

"Keuntungannya apa sih. Yang ada sekarang omzet malah turun 10-30 persen," sebutnya.

Nelly menambahkan, penurunan omzet ini sudah dirasakan oleh sejumlah penjual beras di daerah Jabodetabek. Bahkan, dia mendengar pedagang beras di daerah luar Jawa juga merasakan hal yang sama.

"Setiap hari pedagang harus menjelaskan ke konsumen bahwa dia tidak menjual beras plastik. Kami harus berusaha meyakinkan konsumen yang waswas," tegasnya.

Seorang pedagang beras di pasar Tanah Abang, Mulyadi mengaku selama 10 tahun berjualan belum pernah menemukan beras plastik. Sebagai pedagang dia mengaku tidak tenang berjualan dengan kondisi saat ini. "Jangan sampai penurunan penjualan seperti ini terjadi terus sampai Lebaran," harapnya.

Dalam menyikapi hal ini pedagang beras harus ekstra sabar dengan membiarkan konsumen meneliti terlebih dahulu keaslian beras yang akan dibeli.

Dia melihat banyak pelanggannya beralih membeli beras di supermarket karena dianggap lebih terjamin keasliannya. "Padahal secara umum sama saja beras yang kami jual dengan yang ada di supermarket," jelasnya. (wir/end)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pastikan Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan Tetap Realistis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler