Duh, Rek...Produksi Turun, Harga Kopi Jatim Bakal Naik

Selasa, 23 Februari 2016 – 08:05 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - SURABAYA - Ketidaknormalan cuaca di akhir tahun 2015 lalu membawa dampak besar terhadap produksi kopi. Berdasarkan catatan Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) Jawa Timur, realisasi produksi kopi di tahun 2015 tercapai 240 ribu ton atau naik 8 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 220 ribu ton. 

Namun dengan adanya anomali cuaca tadi, diperkirakan tahun ini akan terjadi penurunan produksi. Ketua Apeki Bambang Sriono mengungkapkan produksi kopi tahun ini diperkirakan turun hingga 20 persen.

BACA JUGA: Kasihan, Ratusan Kepala Keluarga Belum Nikmati Listrik

“Akhir tahun lalu, Jawa Timur dilanda kemarau panjang serta adanya badai El Nino. Selain itu, erupsi Gunung Raung juga berpengaruh terhadap pembungaan tanaman kopi di kawasan Jember dan Banyuwangi,” ujarnya seperti dikutip dari Radar Surabaya, Selasa (23/2).

Penurunan produksi tahun ini jelas bakal berdampak pada pasar ekspor. Tahun lalu, produksi biji kopi atau greenbean yang diekspor mencapai 60.000 ton. Ekspor kopi di Jawa Timur sepanjang 2015 lalu mencapai 60 ribu ton. Jumlah tersebut mengalami kenaikan ekspor kopi dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 yang hanya mencapai 57 ribu ton. “Jika produksi menurun, otomatis pasar ekspor ikut tergerus. Dampaknya harga di pasaran juga akan naik,” lanjutnya. 

BACA JUGA: Unbelivable! 2 ABK Kapal Karam, Bertahan Hidup 5 Hari 6 Malam

Bambang menambahkan kenaikan harga kopi akibat kelangkaan di pasaran bisa mencapai 10 hingga 20. Tak hanya itu, permintaan kopi arabika dan robusta di dalam negeri juga terus akan bertambah. Hal tersebut didasarkan semakin menjamurnya restoran dan kafe yang terus tumbuh. 

Meski produksi diprediksi turun, untuk memenuhi pasar domestik, lanjut Bambang, petani kopi di Jatim sudah mulai banyak yang melakukan hilirisasi kopi. Hilirisasi tersebut membuat greenbean (biji kopi) menjadi roasting (panggang) dan kopi powder (bubuk) agar mendapat nilai tambah. “Hilirisasi ini sudah dilakukan di beberapa kabupaten penghasil kopi, seperti di Banyuwangi, Bondowoso, dan di sekitar Gunung Lawu," imbuh Bambang.

BACA JUGA: Duarrr…. Sepuluh Kapal Pencuri Ikan Diledakkan di Batam

Harga kopi di pasar domestik saat ini juga cukup bagus. Harga kopi mentah di kisaran Rp 22-25 ribu per kg. Untuk robusta dan untuk arabika, harganya Rp 50-100 ribu per kg. “Bila sudah diolah menjadi kopi roasting, harga per kilo kopi robusta mencapai Rp 90 ribu, dan untuk arabika naik menjadi  Rp 150-200 ribu per kilo nya,” tutup Bambang. (gus/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditabrak Tongkang, Jembatan Berusia 40 Tahun Ambruk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler