jpnn.com - JAKARTA - Menteri ESDM Sudirman Said selama ini dinilai banyak menuai kegaduhan dalam menjalankan tugasnya. Mulai dari kasus Freeport yang membuat Setya Novanto mundur sebagai Ketua DPR RI hingga rencana pungutan dana ketahanan energi.
"Selama ini Sudirman Said hanya menimbulkan masalah. Di tingkat kabinet sering berkonflik dengan Rizal Ramli (Menko Maritim) dan Luhut Panjaitan (Menko polhukam). Bahkan untuk kasus besar seperti Frerport dia tidak bisa membawa keuntungan untuk kita,” terang pakar dari Universitas Tarumanagara, Ahmad Redi, Sabtu (23/1).
BACA JUGA: Ini Alasan Kubu Ical Berhak Gelar Rapimnas
Tak hanya itu, kata dia, dalam mengelola dan mengambil kebijakan Sudirman kerap menerobos aturan hukum. Misalnya, saat akan memberlakukan pungutan dana ketahanan energi.
"Saya lihat cara Sudirman memimpin kementerian ESDM itu seperti mengelola warung. Sektor ini di bawah dia sangat carut marut,” jelasnya.
BACA JUGA: BPJS Ketenagakerjaan Diduga Penuh Korupsi
Khusus di kasus Freeport, Redi, minta Sudirman harusnya mengikuti langkah semua pihak yang ikut dalam pusaran kasus tersebut. Yakni mundur dari jabatan Menteri ESDM. Seperti yang dilakukan oleh Dirut Freeport McMorran, James Moffet, juga Ketua DPR Setya Novanto yang dari Ketua DPR, dan terakhir Presdir Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoedin.
"Mestinya Sudirman juga mundur. Cari orang yang punya nasionalisme tinggi untuk mengelola sektor ESDM kita,” demikian Redi. (sam)
BACA JUGA: 3 Poin Penting yang Mau Dibahas Pimpinan Golkar Malam Minggu Ini
BACA ARTIKEL LAINNYA... KontraS: Gafatar Lakukan Revolusi Mental
Redaktur : Tim Redaksi