jpnn.com - BATAM - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Batam di Kepulauan Riau mengeluhkan mahalnya biaya angkut kontainer dari pulau industri itu ke Singapura. Sebab, mahalnya biaya angkut menjadikan produk ekspor buatan Batam tak kompetitif lagi.
Ketua Dewan Pembina Apindo Kepri dan Batam, Abidin mengatakan, mahalnya biaya angkut kontainer membuat ongkos produksi membengkak. “Untuk transportasi saja sudah memakan 18 persen dari total cost produksi,” ujar Abidin seperti dibertitakan batampos.co.id.
BACA JUGA: Semen Gresik Kuasai Pangsa Pasar 74 Persen di Kediri
Abidin memerinci, biaya angkutan untuk kontainer ukuran 20 feet dari Batam ke Singapura mencapai USD 555. Sedangkan ukuran 40 feet mencapai USD 750. Padahal, jarak Batam dengan Singapura hanya 28 kilometer yang bisa ditempuh kapal pengangkut kontainer dalam 2 jam.
Sementara biaya angkut kontainer dari Singapura ke Malaysia yang jaraknya lebih jauh, yakni 374 kilometer dan membutuhkan waktu tempuh 20 jam justru jauh lebih murah. Untuk kontainer 20 feet hanya USD 122, sedangkan ukuran 40 feet cukup USD 277.
BACA JUGA: Yakinlah, Semua Diuntungkan Jika Biaya Interkoneksi Diturunkan
Biaya angkut kontainer Batam-Singapura juga jauh lebih mahal daripada dari Jakarta ke Malaysia. Padahal jarak dan waktu tempuh lebih jauh Jakarta-Malaysia.
BACA JUGA: Penyaluran KUR Sangat Rendah, Tak Sampai 1 Persen
Jaraknya Jakarta-Malaysia adalah 1.296 kilometer dan perjalanan untuk mengangkut kontainer butuh waktu 2 hari 22 jam. Tapi biaya untuk kontainer 20 feet hanya USD 450, dan untuk 40 feet hanya USD 595.
Bahkan biaya angkut kontainer Batam-Singapura masih lebih mahal dibandingkan Singapura-Hong Kong yang jaraknya jaraknya 2.735 kilometer dan membutuhkan waktu tempuh 6 hari 4 jam. Namun, biaya angkut kontainer 20 feet hanya USD 261, sedangkan 40 feet hanya USD 366.
Biaya angkut kontainer Batam-Singapura juga masih lebih mahal ketimbang Jakarta ke Hong Kong. Padahal, jarak Jakarta-Hongkong mencapai 3.313 kilometer dengan waktu tempuh 7 hari 11 jam. Namun, biaya angkut kontainer ukuran 20 feet hanya USD 420, sedangkan 40 feet USD 545.
“Masa dari Batam hanya 28 kilometer yang bisa ditempuh 2 jam jauh lebih mahal dari Singapura-Malaysia, Jakarta-Malaysia, Singapura-Hongkong, dan Jakarta-Hongkong? Tidak masuk akal!” tegasnya.
Menurut Abidin, tarif kontainer Batam-Singapura yang supermahal itu sudah berlangsung tiga tahun terakhir. Pengusaha tidak ada pilihan karena sembilan perusahaan yang melayani angkutan kontainer Batam-Singapura di Batam semua menerapkan harga yang sama.
Abidin pun menduga ada kartel atau mafia di Batam yang bermain dengan mengatur biaya angkut kontainer dari Batam-Singapura dengan sesuka hati. Karenanya ia meminta Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai wakil pemerintah pusat turun tangan mengatasi masalah ini.
Merujuk data Apindo, sembilan perusahaan yang melayani angkutan kontainer Batam-Singapura adalah Duta Freight International Pte Ltd, Batamindo Shipping & Warehousing Pte Ltd, Yusen Logistics (S) Pte Ltd, Megastar Shipping Pte Ltd, IG Logistics Pte Ltd, PSC Express Pte Ltd, Bayswater Shipping & Forwarding Pte Ltd, Infiniti Marine Pte Ltd, dan Toll Global Logistics Pte Ltd. “Perusahaan angkutan kontainer itu semua milik orang Singapura,” ungkapnya.
Ia meminta BP Batam tak hanya fokus pada persoalan lahan, sementara ada hal mendesak yang menyangkut masa depan Batam. “Semua industri di Batam itu produknya ekspor, menjerit semua, ini penting, harus segera diatasi,” ujar Abidin.
Sebelumnya, biaya kontainer Singapura-Batam hanya USD 200 untuk ukuran 20 feet dan USD 400 untuk ukuran 40 feet. Padahal saat itu harga minyak (BBM) lebih mahal.
Sementara saat ini, BBM jauh lebih murah, namun biaya angkut kontainer Batam-Singapura malah makin mahal. “Makanya saya curiga ada kartelnya bermain,” ujar Abidin.
Apakah sudah menyurati BP Batam atau pemerintah pusat? Abidin mengatakan pihak Apindo telah melayangkan surat. Namun, belum ada respons dari BP Batam yang saat ini hanya sibuk mengurus masalah lahan.
Abidin pun berharap Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) segera turun tangan. Tidak menutup kemungkinan ada permainan dalam penetapan biaya angkut sehingga tidak ada pilihan bagi pelaku industri yang produknya berorientasi ekspor dan banyak menggunakan jasa kontainer.
Abidin menegaskan, Batam sebagai daerah tujuan investasi harus tetap kompetitif. “Bagaimana investor mau masuk lagi kalau cost-nya makin tinggi, sementara kompetitor di negara lain cost angkut kontainer murah, makin sulit kita bersaing,” ujarnya.(cr13/jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PGN Bangun Pipa Gas Bumi Sepanjang 1.685 Km
Redaktur : Tim Redaksi