Duh Teganya, Dana KIP Disunat Pihak Sekolah

Sabtu, 23 Maret 2019 – 15:34 WIB
Siswa SD. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com, JENEPONTO - Kasus pemotongan dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) 2019 diduga terjadi di SDN 16 Tamanroya, Kecamatan Tamalatea, Jeneponto, Sulsel.

Pemotongan tersebut bervariasi, antara Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Itu disesuaikan dengan varian jumlah yang diterima siswa berdasarkan kelas. Misalnya, kelas 1 Rp225 ribu, karena dipotong Rp50 ribu. Sehingga, hanya menerima Rp175 ribu. Kemudian kelas 4-6 yang harusnya menerima Rp450 ribu, yang diberikan hanya Rp350 ribu.

BACA JUGA: Praktisi Pendidikan: KIP Hanya Hamburkan Uang Negara

Salah satu orang tua murid, Dewi, mengeluhkan itu. Dia mengaku tidak ikhlas, sebab jumlah yang dipangkas terlalu besar. "Banyak itu, karena Rp100 ribu,"ungkap wanita yang mengaku anaknya duduk di kelas 5 tersebut.

Harusnya kata dia, biarkan orang tua masing-masing yang kasih gurunya seikhlasnya. "Kita juga mengerti," kata Dewi bersama orang tua lainnya kepada FAJAR (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Bicara Manfaat KIP, Jokowi Kutip Evaluasi Bank Dunia 2018

BACA JUGA: Faktanya, Sejak 2005 Rekrut GTT dan Tenaganya Sangat Dibutuhkan

Orang tua lain, Suriyah, membenarkan adanya pemotongan itu. Sebab kata dia, sebelum-sebelumnya jumlah yang diterima itu utuh Rp450 ribu.

BACA JUGA: Anies Baswedan: Warga Jakarta Bisa Merasakan Program Nasional

"Tetap ada yang dipotong. Namun, itu orang tua sendiri yang memberi," ungkapnya, menyebut anaknya sekarang duduk di kelas 6.

Sementara itu, Kepala sekolah SDN 16 Tamanroya, Pasauri Kamma, membantah adanya pemotongan dengan jumlah besaran tersebut. Jumlahnya Rp25 ribu saja. "Tapi itu bukan pemotongan namanya," sebutnya.

Bahkan kata dia, orang tua sendiri yang mau dan itu ditandatangani. "Saya juga bacakan kesepakatannya itu dan mereka siap dituntut di pengadilan kalau mereka permasalahkan," katanya.

BACA JUGA: 6 Guru Honorer Banten Dipecat, Munir: Kami Bersatu Menangkan Prabowo - Sandi

Sementara itu, Kepala Inspektorat Jeneponto, Yusuf Fakihi, mengaku sudah mendapatkan laporan yang kasusnya sama. Namun diakui, terjadi di sekolah yang lain.

"Terkait dengan sekolah ini saya tindak lanjuti. Jika benar, saya akan suruh kebalikan uang itu. Kemudian ditindaki sesuai aturan, "singkat pria yang akrab disapa Karaeng Jarre tersebut. (mum/ham)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Bagikan 4.000 KIP di Gorontalo


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler