jpnn.com - JAKARTA – Kuasa hukum mantan Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk Ariesman Widjaja, Adardam Achyar mengatakan, kliennya tidak menyuap bekas Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi.
Menurut Adardam, uang Rp 2 miliar yang diberikan kepada Sanusi itu untuk membantu politikus Partai Gerindra ini maju dalam pertarungan pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017.
BACA JUGA: Lihat Nih, Ribuan Prajurit TNI AL Kompak Bergoyang Gemu Famire
Karenanya, ia menegaskan, uang itu tidak ada kaitannya dengan penghilangan pasal kontribusi tambahan 15 persen dalam Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (RTRKS) Pantai Utara Jakarta.
“Pak Ariesman hanya ingin membantu Sanusi yang berencana maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta," kata Adardam, Selasa (2/8).
BACA JUGA: Buwas Tantang Haris Serahkan Nama-nama Oknum Aparat yang Terlibat
Menurut dia, Ariesman dan Sanusi sudah berteman lama. Karenanya, tidak ada masalah jika Ariesman membantu Sanusi maju pilgub DKI Jakarta.
"Mereka berdua sudah sangat lama berteman baik, jadi ini seperti bantuan untuk sahabat, tidak ada motif untuk menyuap,” ujar Adardam.
BACA JUGA: Haris Ditantang Keluarkan Bukti Testimoni Fredi Budiman
Menurut dia, keterangan Sanusi di persidangan pada Senin 18 Juli 2016 lalu semakin menguatkan tidak ada kaitan antara pemberian uang oleh Ariesman dengan suap kontribusi tambahan. Apalagi, sejumlah pertemuan antara Ariesman dan Sanusi hanya membahas ihwal persiapan pencalonan gubernur.
“Itu merupakan fakta persidangan. Jadi, klien saya hanya ingin membantu Sanusi,” kata Adardam.
Dalam persidangan sebelumnya, Sanusi menjelaskan bahwa ia pertama kali membahas rencana maju sebagai bakal calon gubernur DKI dengan Ariesman di Cafe Paul, Plaza Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Sanusi meminta bantuan uang dari Ariesman.
“Saya bicara panjang lebar tentang rencana menjadi bakal calon (balon) gubernur. Pak Ariesman pun bersedia membantu saya,” ungkap Sanusi.
Sanusi mengaku berani menceritakan rencananya tersebut kepada Ariesman karena ia sudah mengenal pengusaha properti itu sejak 2004 silam. Apalagi, Ariesman memiliki kemampuan secara finansial untuk membantunya menjadi balon orang nomor satu di Ibukota.
“Jadi saya merasa ada kesempatan untuk menyampaikan itu. Saya sampaikan apa adanya,” kata dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan Agung Podomoro Land sudah menjalankan kontribusi tambahan sesuai kesepakatan antara pengembang dan pemerintah provinsi.
Kesepakatan itu tertuang dalam izin pelaksanaan reklamasi yang dikantongi anak usahanya, PT Muara Wisesa Samudra.
Bahkan, gubernur yang biasa disapa Ahok ini menyebut Agung Podomoro merupakan pengembang paling kooperatif. “Makanya tidak masuk akal jika mereka menolak angka 15 persen, buktinya mereka sudah jalankan ketentuan itu,” ucap Ahok pada kesaksiannya 26 Juli lalu.
Sejauh ini, Agung Podomoro telah membangun rumah susun sederhana milik (rusunami) dan sejumlah infrastruktur seperti jalan inspeksi dan rumah pompa untuk mengatasi ancaman banjir di Jakarta.
Menurut Adardam, penjelasan Ahok mematahkan dugaan suap yang dilakukan kliennya. “Agung Podomoro sudah setuju dan menjalankan ketentuan yang berlaku. Motif suap Pak Ariesman itu tidak ada, buat apa wong sudah setuju," kata Adardam. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beuh, Korban Penipuan Politikus Gerindra Itu Kabarnya Banyak Artis
Redaktur : Tim Redaksi