jpnn.com, RIYADH - Duit dari sektor migas yang makin mengering bikin Arab Saudi harus kreatif mencari sumber pendapatan baru. Rakyat kerajaan Islam itu pun diharapkan bisa lebih mandiri dan produktif.
Demi mencapai tujuan itulah Saudi mengendurkan kebijakan-kebijakan konservatif yang selama berdekade-dekade mereka terapkan. Salah satunya adalah mengizinkan bioskop buka lagi setelah 35 tahun dilarang.
BACA JUGA: Pertama Kali, Aktor dan Rapper AS Manggung di Arab Saudi
Kebijakan tersebut disambut dengan tangan terbuka oleh industri film internasional. Perusahaan-perusahaan bioskop dari berbagai penjuru langsung berebut izin. Misalnya, Vie Entertainment dari Inggris, AMC dari Amerika Serikat, dan IMAX yang berbasis di Kanada
Pasar Saudi memang menjanjikan saat animo pergi ke bioskop di negara-negara lain tengah lesu. Vue Entertainment ingin membangun 20–30 bioskop di Saudi.
BACA JUGA: 8 Pertanda Arab Saudi Mulai Berubah Jadi Negara Liberal
Rencananya, pembukaan bioskop pertama di Saudi dilakukan Maret mendatang. ’’Pembukaan pasar di Arab Saudi adalah momen yang menarik dalam sejarah bioskop,’’ ujar Chief Executives Vue Entertainment Tim Richards.
Pemerintah Saudi berencana membuka 300 bioskop pada 2030. Hal itu diperkirakan bakal menciptakan 30 ribu lapangan kerja dan berkontribusi USD 24 miliar (Rp 322,2 triliun) pada perekonomian negara. Itu akan menjadi salah satu solusi atas tingginya angka pengangguran di negara tersebut.
Pemerintah Saudi memang ingin melakukan perubahan menyeluruh. Mereka tidak mau lagi bergantung kepada pendapatan dari minyak.
Berbagai potensi lain mulai digali. Termasuk di antaranya adalah sektor pariwisata. Saudi membangun resor-resor mewah untuk menarik turis. (sha/c4/dos)
Redaktur & Reporter : Adil