jpnn.com, BEIRUT - Kepala Palang Merah Lebanon George Kettaneh mengatakan korban tewas akibat ledakan besar yang mengguncang Beirut, Selasa (4/8) telah mencapai 100 orang dan ada lebih banyak korban lainnya masih berada di bawah puing-puing.
George Kettaneh mengatakan kepada LBCI TV, melalui telepon, bahwa pihak Palang Merah sedang berkoordinasi dengan kementerian kesehatan untuk mengambil jenazah korban karena para petugas dari rumah sakit kewalahan menanganinya.
BACA JUGA: Ledakan Besar di Lebanon, Arie Untung: Mengerikan
Sebelumnya, sebuah ledakan besar di dekat pusat Beirut menciptakan goncangan ke penjuru ibu kota Lebanon itu, menghancurkan kaca di rumah-rumah penduduk dan menyebabkan balkon apartemen runtuh.
Menurut kantor berita resmi Lebanon NNA dan dua sumber keamanan mengatakan, ledakan itu terjadi di daerah pelabuhan kota itu, di mana terdapat gudang-gudang yang menampung bahan peledak.
BACA JUGA: Lihat Betapa Dahsyatnya Ledakan di Lebanon, 78 Meninggal, 1 WNI jadi Korban
Sumber keamanan ketiga mengatakan terdapat bahan kimia yang disimpan di daerah itu.
BACA JUGA: Info dari Dubes RI untuk Lebanon soal Kondisi WNI Pascaledakan Dahsyat di Beirut
Rekaman ledakan yang beredar di publik melalui media sosial menunjukkan asap naik dari distrik pelabuhan yang diikuti oleh ledakan besar.
Mereka yang merekam apa yang awalnya tampak seperti kobaran api besar kemudian dikejutkan oleh ledakan itu.
Kemudian Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan, lokasi terjadinya ledakan amat masif yang mengguncang Ibu Kota Beirut, Selasa (4/8).
Aoun menyebut bahwa penimbunan zat kimia bersifat eksplosif tersebut tidak dapat diterima, karena dilakukan secara serampangan tanpa memperhatikan aspek keamanan.
Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan.
Aoun meminta kabinet pemerintahan menggelar rapat darurat terkait ledakan ini pada Rabu, serta mengatakan status darurat selama dua pekan harus segera diumumkan.
Sementara itu, otoritas setempat Beirut menyebut kemungkinan korban meninggal dunia masih akan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi oleh petugas yang mencari korban di bawah reruntuhan bangunan. (reuters/antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek