TARUB- Kemarahan warga Desa Cangkring Kecamatan Talang akhirnya membuncah. Hal ini dipicu aksi dukun cabul Sukiman ( 76) warga Desa Setu RT 03/02 Kecamatan Tarub yang diduga telah menodai gadis warga Desa Cangkring RT 13/ RW 02.
Ratusan warga yang didominasi kalangan ibu ibu dan anak - anak itu berjalan kaki dari Cangkring menuju tempat tinggal sang dukun dibawah kawalan Kapolsek Talang AKP Dwija Utama SH. Sementara didepan areal tempat tinggal sang dukun jajaran Polsek Tarub dibawah komando kapolsek AKP Supratman MP bersiaga penuh untuk meminimalisir terjadinya aksi amuk massa, Rabu ( 25/1) siang kemarin.
Aksi demo kali ini dipicu dari ulah sang dukun yang diduga telah melakukan pencabulan pada diri pasiennya. Korban SH ( 20) awalnya bermaksud meminta bantuan pada sang dukun agar hubungan asmaranya dengan kekasihnya bisa langgeng hingga kejenjang pernikahan.
Bibi korban Rasti ( 35) yang turut turun ke jalan dalam aksi demo menyatakan bahwa keponakannya sempat disuruh mandi kembang dan air kelapa dalam keadaan telanjang bulat. "Oleh sang dukun payudara keponakan saya diremas- remas hingga dia meronta- ronta. Dia malah dipaksa bersetubuh oleh sang dukun agar sukma kekasihnya masuk kedalam tubuh. Tidak hanya kemaluan sidukun tapi juga jari- jari tangan dukun cabul itu dimasukkan paksa kedalam kemaluan keponakan saya. Hal ini membuat keponakan saya harus menjalani opname selama tiga hari di RSI Muhammadiyah Singkil," ujarnya.
Setelah selama tiga hari dirawat diruang Marwah 02 RSI Muhammadiyah Singkil, keluarga korban mengadukan perbuatan sang dukun cabul tersebut kejajaran Polres Tegal. Korban yang merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan alm Camad dan Nasri ( 50) itu kini kondisinya sangat memprihatinkan.
"Dia mengalami depresi berat dan mudah marah serta membanting semua perabot yang ada disekitarnya. Dia juga tidak bisa menjalankan aktifitasnya sebagai pekerja di pabrik tenun karena merasakan payudara dan bagian kemaluannya masih terasa sakit," ujar Rasti.
Ratusan warga terus merangsek dan mengedor pintu besi tempat tinggal sang dukun, dan meminta pelaku keluar dari rumah untuk mendengar tuntutan warga Desa Cangkring.
Orasi dan aksi gedor pintu yang berlangsung hampir dua jam itu akhirnya bisa diredam, setelah koordinator warga Anto ( 31) melakukan koordinasi dengan kedua kapolsek yang turun kelapangan. Dari hasil koordinasi tersebut diperoleh kejelasan bahwa sang dukun diwaktu yang sama sedang menjalani rentetan penyidikan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak ( PPA) Polres Tegal.
"Kami mengerti keinginan saudara- saudara untuk meminta keadilan atas dugaan tindak pencabulan yang menimpa warga Desa Cangkring. Namun kami juga meminta saudara- saudara memberi kesempatan pada penyidik untuk melalui tahapan penyidikan kepada pelaku, serta meminta keterangan pada korban dan sejumlah saksi yang ada," tegas kedua kapolsek tersebut secara bergantian.
Setelah mendapat kepastian bahwa sang pelaku kini sedang berada di Unit PPA Polres Tegal untuk menjalani rangkaian penyidikan, emosi warga berangsur- angsur reda dan meninggalkan rumah sang dukun dibawah kawalan jajaran Polsek Talang. ( her)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayi Prematur Dibuang ke Tong Sampah
Redaktur : Tim Redaksi