Dukung Energi Bersih, KCE Tawarkan Solar Panel untuk Industri & Rumah Tangga

Selasa, 05 November 2024 – 18:22 WIB
PT Krakatau Chandra Energi (KCE) meluncurkan kampanye “Energizing Growth with Renewable Energy” untuk mendorong kolaborasi strategis dalam energi baru terbarukan melalui adopsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau solar panel. Foto: Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Energi terbarukan memiliki peran strategis dalam pembangunan yang berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.

Energi terbarukan akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi untuk kebutuhan energi.

BACA JUGA: Industri Nikel di Indonesia Makin Mantap Gunakan Energi Bersih

Cadangan fosil yang terbatas dan terus menipis menjadikan energi terbarukan sebagai solusi alternatif yang lebih berkelanjutan dan dapat diperbaharui secara alami, seperti tenaga surya, angin, dan air.

Energi terbarukan ini juga sangat penting, karena dapat secara signifikan menurunkan emisi gas rumah kaca.

BACA JUGA: PLN Rampungkan Tahap Kunci Pengadaan Lahan PLTP Ulumbu, Proyek Energi Bersih Dikebut

"Kami dukung transisi energi berkelanjutan, salah satunya melalui pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)," kata Direktur Utama PT Krakatau Chandra Energi (KCE) Erri Dewi Riani dalam media gathering di Jakarta, Selasa (5/11).

KCE juga meluncurkan kampanye 'Energizing Growth with Renewable Energy' untuk mendorong kolaborasi strategis dalam energi baru terbarukan melalui adopsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau solar panel.

BACA JUGA: Ini Pemenang [RE]Power Hackathon, Kompetisi Kebijakan Energi Bersih Pertama di RI

Melalui solusi energi bersih ini, KCE siap berperan aktif dalam mendukung sektor industri dan perumahan dalam memenuhi kebutuhan listrik yang berkelanjutan.

"Dengan produk EBT yang kami tawarkan, industri dapat mengoptimalkan produksi serta operasional, yang pada akhirnya akan berdampak pada pengurangan emisi karbon,” ujarnya.

Dia mengatakan produksi tenaga listrik ke depannya diproyeksikan didominasi oleh tenaga surya, air, angin, bio energi, panas bumi, nuklir dan lainnya.

Pada 2060 diasumsikan pertumbuhan kebutuhan listrik Indonesia mencapai 1.800 TWh.

Angka tersebut diakumulasi berasal dari kebutuhan sektor Industri, sektor rumah tangga, komersial, dan kendaraan bermotor listrik di Indonesia.

Hal ini menjadi tantangan dan peluang bagi sektor industri untuk melakukan pengembangan teknologi terbaru dalam pembangkit listrik energi terbarukan seperti tenaga surya, air, angin dan bio energi guna mengurangi emisi karbon dan peluang mendukung target Net Zero Emissions (NZE) 2060.

Salah satu bentuk peran aktif KCE adalah mengembangkan energi surya melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di Kawasan Industri Krakatau dan sekitarnya.

"Saat ini, kami telah memiliki PLTS dengan kapasitas total 2,067 MWp, yang terdiri dari berbagai jenis PLTS, yaitu ground-mounted, rooftop, dan floating,” tambah Erri.

Sementara itu, Direktur Operasi dan Komersial KCE, Ari Azhar, menyampaikan layanan penyediaan tenaga listrik di Kawasan Industri Krakatau di Kota Cilegon dan sekitarnya dengan keandalan tinggi menggunakan topologi ring sistem distribusi ke pelanggan.

Pihaknya juga menyediakan jasa kelistrikan meliputi operation dan maintenance peralatan ketenagalistrikan, workshop maintenance dan kemampuan engineering, procurement dan construction bidang ketenagalistrikan.

“Kami menawarkan solusi solar panel untuk berbagai sektor, termasuk industri, komersial, dan rumah tangga,” ujarnya.

Ke depan, KCE berencana untuk terus mengembangkan kapasitas produksi energi terbarukan melalui beberapa inisiatif, melalui investasi dalam proyek baru dengan membangun lebih banyak fasilitas PLTS, termasuk proyek PLTS Terapung. (esy/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler