jpnn.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP NT) menuntaskan tahapan persiapan pengadaan lahan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu Unit 5 dan 6 (2x20 MW).
Hal tersebut ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Bupati Manggarai Nomor 366 Tahun 2024 yang ditandatangani Bupati Herybertus Geradus Laju Nabit.
BACA JUGA: Kembangkan Potensi Panas Bumi, Pertamina Geothermal Energy Bangun PLTP Lumut Balai Unit 2
Bupati juga mengesahkan dokumen Penetapan Lokasi (Penlok) untuk Wellpad J, akses jalan menuju Wellpad J dan G, serta penyesuaian tikungan akses jalan existing di Desa Wewo.
Penetapan lokasi itu merupakan tahapan kedua dalam proses pengadaan lahan untuk kepentingan umum, sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nomor 19 Tahun 2021.
BACA JUGA: Dukung Net Zero Emission, PGE Bakal Tambah Kapasitas PLTP di Sumsel 55 MW
Sebelumnya pada akhir 2023, PLN telah menyelesaikan tahapan awal, yaitu penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT).
Pada tahap ini, tanggung jawab utama berada di pemerintah daerah setempat.
BACA JUGA: Cegah Korsleting, PLN Ingatkan Pentingnya Standarisasi Perangkat Listrik
Ketua Tim Persiapan Marianus Yosef Djaelamu mengatakan kelancaran proses sampai dengan penerbitan penlok itu semua berkat dukungan berbagai pihak yang mendukung pengembangan pembangkit EBT tersebut.
"Kami sangat mendukung kelancaran proyek ini karena keberhasilannya dapat memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat di masyarakat," ucap Marianus dalam keterangannya, Selasa (24/9).
Sementara itu, General Manager PLN UIP Nusra Abdul Nahwan menjelaskan bahwa proses pengadaan lahan ini ditargetkan selesai pada Desember 2024.
Dokumen Penlok tersebut akan diserahkan kepada BPN Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur untuk dimohonkan pelaksanaan pengadaan tanah.
"Kami optimis proses pengadaan lahan ini akan selesai pada akhir tahun 2024, sehingga PLN dapat melanjutkan proyek dengan memasuki tahapan Engineering, Procurement, and Construction (EPC)," ujar Nahwan.
Menurut dia, penetapan lokasi pengadaan lahan dibagi menjadi dua tahap. Saat ini, tahap pertama mencakup Wellpad J, akses jalan menuju Wellpad J, akses jalan menuju Wellpad G, serta penyesuaian tikungan akses jalan existing di Desa Wewo.
“Sedangkan tahap kedua akan dimulai dengan identifikasi lahan di Wellpad H dan I, serta akses jalan di Desa Lungar, yang dijadwalkan pada akhir September 2024,” tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa proyek tersebut nantinya akan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Flores.
Keberhasilan proyek ini juga sangat bergantung pada dukungan dari semua pihak yang terlibat.
"Dalam proses persiapan ini, kami melibatkan Forkopimda, kepala desa, tokoh adat, dan berbagai elemen masyarakat,” tambah Nusra. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Natalia
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi