jpnn.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) menandatangani Perjanjian Pembelian Renewable Energy Certificate (REC) antara PLN dengan PT Ceria Metalindo Prima (Ceria Group), perusahaan pertambangan dan pemurnian nikel di Indonesia yang beroperasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Selain itu, PLN dan Ceria Group juga menandatangi Perjanjian Pinjam Pakai Lahan untuk Pembangkit Listrik Inter Temporal Capacity (ITC) yang dilaksanakan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (20/5).
BACA JUGA: Dukung Kesuksesan KTT WWF di Bali, PLN Indonesia Power Siapkan Pasokan Listrik Andal
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin mengapresiasi perjanjian kerja sama tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi kepercayaan PT Ceria Metalindo terhadap PLN dan telah membuktikan komitmenya dalam menggunakan energi bersih melalui perjanjian jual beli REC,” kata Andy.
BACA JUGA: PLN Indonesia Power Terima Penghargaan CSR & PDB Award 2024 dari Wapres
REC merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh PLN dengan pengakuan internasional melalui APX, Inc. berbasis di Amerika Serikat, sebagai operator dari Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs).
“Kami berkomitmen penuh dalam menyediakan layanan kelistrikan yang andal, tepat waktu bagi Ceria Group dan yang terpenting bersumber dari energi bersih,” lanjut Andy.
Sementara itu, Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyanti mengungkapkan kebijakan hilirisasi nikel mendorong PLN untuk berinovasi, salah satunya dengan memberikan layanan REC bagi pelaku industri nikel.
Dia menyebutkan inovasi hijau ini membuka kesempatan pelanggan untuk ikut berpartisipasi dalam penurunan emisi.
Selain itu, inovasi hijau juga memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi terbarukan secara internasional.
Menurut Edi, pemberian layanan REC PLN untuk Ceria Group tentu tidak mudah karena harus melalui berbagai tahapan penilaian dan pengujian secara menyeluruh.
Dia juga menyebutkan setiap calon pelanggan disortir dan dinilai komitmen dan keseriusannya dalam menghasilkan produk hijau dan bebas karbon.
“Profil pelanggan sangat penting untuk mendapatkan REC. Setelah kami melihat keseriusan Ceria Group dalam menghasilkan green nickel product dan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), kami yakin dan memutuskan untuk memberikan layanan REC,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Edi Srimulyanti juga mengapresiasi Ceria Group yang mendukung penuh PLN dalam penyediaan Pinjam Pakai Lahan Pembangunan infrastruktur Inter Temporal Capacity (ITC) di area Ceria dengan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 200 MW oleh PLN Batam, dan target kedepannya penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) 200 MW.
“Selain untuk mendukung kehandalan pasokan listrik Ceria, keuntungannya juga untuk masyarakat Kolaka khususnya dan Masyarakat Sulawesi Tenggara pada umumnya,” imbuhnya.
CEO Ceria Group Derian Sakmiwata mengungkapkan layanan REC dari PLN ini memberikan kepastian pasokan listrik bagi Ceria Group sebagai pelanggan utama PLN untuk menggunakan energi bersih di seluruh rantai industrinya.
“Target pasar Ceria Group tidak hanya di Asia tetapi akan menjangkau Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Karena itu, kami mengapresiasi layanan REC PLN ini, dimana Ceria Group akan menggunakan 100 persen listrik dari energi terbarukan," kata Derian.
Dia menyebutkan sudah menjadi komitmen pihaknya untuk menyediakan green nickel product berkualitas tinggi.
Derian menambahkan penggunaan sertifikat REC oleh Ceria Group nantinya akan meningkat secara bertahap dari sekitar 80.000 Unit di tahun 2024 menjadi 2,2 juta unit di tahun 2030.
Adapun Penyesuaian Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara PLN dan Ceria Group dengan total kapasitas 414 MVA atau sekitar 352 MW, merupakan penyempurnaan terkait aspek teknis dan administratif dari PJBTL yang telah ditandatangani di tahun 2018.
PLN juga akan menyediakan tambahan daya listrik dengan menggunakan Barge Mounted Power Plant (BMPP) atau Pembangkit Listrik Terapung berbahan bakar gas dengan kapasitas 2 x 60 MW dengan fasilitas jetty dan fasilitas pendukung di area Ceria yang akan dibangun oleh PT PLN Indonesia Power (IP).
Pembangunan jetty, tangki LNG dan fasilitas regasifikasi LNG di area Ceria Group akan dilakukan oleh PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI).
“BMPP berbahan bakar gas akan terhubung dengan Gardu Induk Smelter PLN Kolaka untuk menjaga kehandalan listrik smelter Ceria Group,” jelasnya.(mcr8/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra