Dukung Jokowi-JK, Ketua Golkar Tarakan Siap Disanksi

Selasa, 27 Mei 2014 – 16:32 WIB

jpnn.com - TARAKAN – Satu lagi kader Partai Golkar yang berseberangan dengan keputusan DPP di Pilpres 2014. Ketua DPD Partai Golkar Kota Tarakan H Udin Hianggio terang-terangan menyatakan dukungannya pada Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Keputusan ini menurut mantan Wali Kota Tarakan telah dipertimbangkan dengan matang. Bahkan dia pun menyadari akan ada konsekuensi dari keputusan mendukung duet yang diusung PDIP, Partai NasDem, PKB, Hanura dan PKPI. Termasuk sanksi jika dilengserkan dari kursi ketua DPD Golkar Tarakan.

BACA JUGA: Marwah dan Kivlan Bawa Relawan untuk Prabowo-Hatta

“Ini sikap politik dan saya siap segalanya. Kalau memang diminta untuk mundur (dari jabatan ketua Golkar Tarakan) saya juga siap. Tidak masalah. Itu resiko,” kata Udin kepada Radar Tarakan (grup JPNN), Selasa (27/5).

Salah satu pertimbangan yang membuatnya meyakini duet tersebut, lanjut Udin, karena ada sosok JK yang dinilai memiliki kredibilitas dan integritas paling baik. Terbukti dengan track recordnya ketika menjadi wakil presiden 2004 – 2009, JK dinilai mampu menangani konflik horizontal yang terjadi di Poso, Ambon dan Nangroe Aceh Darussalam.

BACA JUGA: DKPP Garap Kasus Sumba Barat Daya

“Ini kan catatan yang positif sekali,” tegasnya.

Alasan kedua, JK adalah kader senior sekaligus mantan Ketum Golkar yang masih memiliki pengaruh besar di partai berwarna kuning tersebut. Nah, hal ini menurut Udin yang seharusnya diperhatikan bagi seluruh kader Golkar. Karena pada prinsipnya, ketika antara Golkar dan JK memiliki keterikatan yang tak terpisahkan.

BACA JUGA: Wasekjen Golkar Akui Rotasi Bentuk Sanksi Dukung Jokowi

“Saya sepakat dengan apa yang dibahasakan oleh JK, kalau orang yang mendukung dia berarti pikirannya masih waras. Tapi saya bukan terpengaruh pada bahasa itu, saya punya sikap sendiri, saya sudah pertimbangkan dengan segala resiko,” ujar Udin.

Mantan Ketua DPRD Tarakan itu juga memuji sosok JK sebagai figur yang sederhana dan bersahaja di tengah gelimpangan harta yang dimiliki. Seharusnya, kata Udin, JK memiliki pesawat jet pribadi dengan kekayaannya.

“Setelah lengser (dari wapres), dia tetap berkontribusi untuk bangsa Indonesia. Saya bukan membesar-besarkan, tapi apa yang kurang dari beliau? Saya rasa tidak ada. Dia punya perusahaan semen Bosowa, saham di Toyota dari tahun 1970, lalu perusahaan yang bergerak di pelayaran. Sebenarnya kalau mau, dia bisa punya pesawat pribadi. Tapi tidak, dia lebih memilih sisi kesederhanaan hidup,” ungkap Udin.

Udin pun membantah dukungan kepada JK karena kesukuan alias sama-sama dari tanah Sulawesi. Udin mendukung JK karena melihat sisi ketokohannya. Terlebih lagi, Udin mengaku telah mengenal JK secara pribadi sejak tahun 1970-an. “Beliau ketika saya kontak juga sangat respon,” kenangnya.

Udin pun menegaskan sekali lagi bahwa sikap politiknya ini berangkat dari hati nuraninya. Kendati pro kepada bacapres Jokowi – JK, Udin mengklaim bahwa dirinya tidak mengajak-ajak kader Golkar di Tarakan untuk mengikuti sikap politiknya.

“Ini suara hati nurani saya sebagai Udin Hianggio. Saya tidak mempengaruhi kader, tapi mudah-mudahan mereka bisa berpikir jernih juga dengan masalah ini,” imbuh Udin.

“Dan saya siap kalau harus menanggalkan jabatan sekaligus meninggalkan Golkar. Enggak apa-apa, itu resiko yang harus siap saya terima dari pusat,” tandasnya.(izo)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ojang Targetkan Jokowi-JK Raih Suara 70 Persen di Subang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler