jpnn.com, JAKARTA - Alat musik kolintang dianggap layak untuk mendapatkan pengakuan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (Unesco) sebagai warisan budaya dunia.
Oleh karena itu, Persatuan Insan Kolintang Indonesia (PINKAN) Indonesia didukung oleh Sanggar Limeka akan menyelenggarakan Lomba Virtual Kolintang tingkat usia SD-SMP (LVKSD-SMP).
BACA JUGA: Lomba Berselawat Diiringi Musik Kolintang, Nih Pemenang Piala Bergilir Menteri Agama
Hal ini bertujuan untuk mendukung Kolintang warisan budaya tak benda Indonesia asal Minahasa dan untuk menumbuh kembangkan bakat serta minat anak-anak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekaligus memperingati hari pendidikan Nasional.
Demikian sambutan Ketua Umum PINKAN Indonesia Ibu Penny Marsetio pada saat membuka Pers Converence tentang Lomba Virtual Kolintang tingkat SD dan SMP untuk dukung Kolintang Goes to Unesco melalui daring yang diselenggarakan PINKAN Indonesia didukung oleh Sanggar Limeka, Jumat (11/3).
BACA JUGA: Pingkan Indonesia Gelar Lomba Virtual Lagu Nasional Musik Kolintang
Hadir dalam presscon tersebut musisi dan pakar etnomusikologi Franki Raden, PhD, Ketua PINKAN Indonesia Penny Marsetio, Pembina Sanggar Limeka dan Winetin Mayor Jenderal TNI (Purn) Lodewyk Pusung.
Kegiatan ini dipandu oleh budayawan dari sanggar Winetin Lydia Katuuk.
BACA JUGA: Ketum PINKAN Indonesia Harapkan UNESCO Akui Kolintang
Penny Marsetyo menegaskan lomba ini untuk lebih mengenalkan kolintang bagi generasi milenial yaitu tingkat anak-anak sekolah dasar (SD) dan tingkat SMP.
Dia menilai kegiatan tersebut sebagia titik awal untuk mengenalkan kolintang di seluruh NKRI. Sebab, mereka adalah generasi penerus bangsa ini.
“Ini bertujuan agar musik kolintang tetap lestari dan bertahan sampai seterusnya,” kata Penny.
Menurut Penny, lomba ini bertujuan untuk mengantarkan Ansambel Musik Kolintang Kayu (AMKK) Minahasa agar bisa Goes to UNESCO.
“Keberadaan saya adalah berawal dari kecintaan kepada sebilah kayu yang melahirkan keindahan,” kata Penny.
Penny juga berharap agar insan kolintang/semua pihak bisa saling melengkapi bersatu mengantar Kolintang menuju pengakuan UNESCO. Bagi saya, Kolintang adalah alat pemersatu budaya,” kata Penny Marsetio.
Segaimana diketahui, Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan Kolintang masuk dalam hasil seleksi Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia diusulkan dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO. Pada tahun 2022 ini Kolintang diusulkan secara multi nation atau jointly submision.
Hal ini menjadi angin segar bagi pecinta alat musik kolintang yang telah berjuang agar kolintang sebagai alat musik yang berasal dari suku Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara bisa diakui dunia.
Jointly Submission atau Multi nations (bersama negara lain) adalah merupakan keputusan dari Kemendikbudristek dengan mempertimbangkan akan lebih mudah dan terbaik karena pesaingnya lebih sedikit.
Sebab pengusulan tunggal akan makan waktu yang cukup lama. Sebagai salah satu kriteria adalah benar-benar Kolintang ini dimiliki oleh komunitas yang kuat dan sebaran wilayahnya sampai ke pelosok serta adanya komitmen dari komunitas dalam bentuk surat pengajuan yang ditandatangani komunitas pengusul.
Prof Franki Raden, PhD, Etnomusikolog menyampaikan bahwa jalur tersebut sudah dikomunikasikan dengan perwakilan dari negara Filipina dan mereka menyambut dengan antusias.
Tim pengusung fokus pada Multi nation atau jointly submision sesuai yang diputuskan oleh Kemendikbudristek.
Jika tahun ini tidak lolos maka tahun depan bisa mengajukan ulang. Itulah salah satu keuntungan kalau diajukan melalui Joint submission dan tidak ada persaingan yang ketat lagi.
Sedangkan kalau diajukan tunggal apabila tahun ini tidak lolos maka dapat diajukan kembali 2 (dua) tahun kemudian dan saingannya akan lebih banyak.
Pemerhati Kolintang Mayor Jenderal TNI (Purn.) Lodewyk Pusung menyebut strategi Multi Nation atau Jointly submision tersebut diyakini akan berhasil.
Lodewijk Pusung mengharapkan Pemda Sulawesi Utara dapat mendukung strategi Jointly submission ini.
”Kalau ajukan tunggal, akan kesulitan nanti dua tahun baru bisa mengusulkan dan akan muncul banyak saingan. Tetapi kalau multi nation jika tahun ini tidak bisa tahun depan pasti bisa,” ujar eks Asops Panglima TNI.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich