Dukung Menkes Genjot Testing dan Tracing, Charles Honoris: Masyarakat Tidak Usah Panik

Rabu, 10 Februari 2021 – 07:56 WIB
Charles Honoris. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris mendukung langkah Menkes Budi Gunadi Sadikin yang akan menggenjot pelaksanaan testing dan tracing Covid-19.

"Langkah itu patut diapresiasi, kendati akan berdampak pada peningkatan angka kasus aktif Covid-19," tutur Charles, Rabu (10/2).

BACA JUGA: Charles Honoris Pengin Tahu Maksud Twit Rizal Ramli soal Ahok Kelas Glodok

Awak Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan peningkatan kasus aktif seharusnya tidak membuat masyarakat panik.

Menurut Charles, testing dan tracing yang jauh lebih masif akan membuat kondisi rill penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat tergambar dengan jelas, sehingga pemerintah bisa menyusun strategi penanggulangan yang benar.

BACA JUGA: Menkes Budi Gunadi Beberkan Alasan Insentif Nakes Bulan Desember Belum Cair

"Angka kasus Covid-19 yang tercatat selama ini berdasarkan tes PCR, bukanlah angka riil. Artinya, realita jumlah angka positif di lapangan bisa jauh lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan positivity rate yang tinggi sekali, bahkan sempat mencapai 30% lebih atau enam kali lipat standar WHO 5% pada Januari lalu," kata Charles.

"Angka tidak riil itu yang juga membuat pemetaan di lapangan menjadi tidak akurat, sehingga kebijakan penanganan menjadi kurang efektif," imbuhnya.

BACA JUGA: Satgas Covid-19: Perbanyak Testing Bagi Pelaku Perjalanan

Charles juga mengapresiasi keberanian Menkes Budi yang belum lama ini mengakui testing selama ini salah secara epidemiologi.

"Oleh karena itu, langkah perbaikan Menkes yang akan menggenjot testing dengan metode swab antigen terhadap 15-30 orang kontak erat per kasus aktif dalam waktu 72 jam, harus didukung," kata pria berusia 36 tahun ini.

Langkah tersebut, kata Charles, sudah membuahkan hasil baik di India yang berpenduduk 1,4 miliar.

Pada September 2020, dengan metode tersebut, India memiliki kasus baru 100.000 per hari, namun empat bulan kemudian terjun bebas ke 9.000-an atau terendah dalam delapan bulan terakhir.

"Kami berharap dengan metode testing dan tracing baru, yang berjalan simultan dengan program vaksinasi, bisa meredam penyebaran Covid-19. Tidak boleh ada euforia atau pun kelonggaran protokol kesehatan sebelum Covid-19 benar-benar hilang dari Indonesia," kata politikus kelahiran Jakarta ini. (*/adk/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler