Dukung Moeffreni Moe’min Jadi Pahlawan Nasional

Senin, 18 Desember 2017 – 23:40 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Sekretaris LKB Ahmad Syaroni. Foto: ist

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) melakukan audensi dengan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW), di Lt. 9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta.

Delegasi yang dipimpin Sekretaris LKB Ahmad Syaroni meminta dukungan kepada HNW terkait rencana pengusulan Moeffreni Moe’min sebagai pahlawan nasional.

BACA JUGA: Zulkifli Hasan: Negara Wajib Melindungi Anak

Ahmad mengatakan Moeffreni sosok yang lahir 12 Februari 1921 di Jakarta itu berperan besar dalam sejarah perjuangan bangsa.

Dalam masa penjajahan Jepang, dia pernah mendapat pelatihan militer di PETA.

BACA JUGA: Mahyudin Memotivasi Putra Kaltim Bersaing di Pentas Nasional

Selanjutnya, dia menjadi anggota Batalion PETA di bawah komandan Kasman Singodimedjo.

Saat Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan, Jakarta, bersama Latief Hendradiningrat dia mengamankan lokasi tempat di mana kemerdekaan itu dinyatakan.

BACA JUGA: Pimpin Apel Bela Negara, Ketua MPR: Bangsa Maju Karena Ilmu

“Dia melatih kemiliteran pada pemuda Menteng pada saat itu,” ujarnya.

Dalam suasana genting, Moeffreni dipilih menjadi Panitia Rapat Raksasa di Lapangan Ikada, 19 September 1945.

“Yang menjemput dan mengantar kembali Soekarno dan Hatta di lapangan Ikada adalah Moeffreni,” ujarnya.

Karier militer Moeffreni di dunia militer terbilang sukses.

Diungkapkan oleh Ahmad Syaroni, jenderal-jenderal TNIAD seperti Achmad Yani, MT Haryono, dan Sarwo Edy pernah dilatih dan menjadi bawahannya saat di BKR/TKR/TRI.

Sebagai seorang tentara, Moeffreni sering terlibat dalam pertempuran untuk mempertahankan dan atau merebut pertahanan Indonesia.

“Dia pernah merebut tangsi militer Belanda di Cilandak,” paparnya.

Dia pernah dipenjara oleh NICA di Pulau Nusa Kambangan pada tahun 1948-1950 akibat aksi itu.

Almarhum AM Fatwa pernah mengatakan Moeffreni adalah sosok yang bersahaja, sederhana, dan ramah.

“Dia menyapa duluan kalau bertemu,” ujar Fatwa ditirukan oleh Ahmad.

Keinginan untuk menjadikan pria yang meninggal dunia pada 27 Juni 1996 sebagai pahlawan nasional itu didukung oleh HNW.

Menurutnya perjuangan yang dilakukan oleh Moffreni konkret. “Ia bisa menghadirikan anak buah yang unggul dan sukses,” ujarnya.

Meski demikian diakui Moeffreni adalah sosok yang sederhana dan tak mau menonjolkan diri.

“Saya siap membantu dalam pengurusan menjadi pahlawan nasional,” pungkasnya. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Bisa Tiru Putin Untuk Perangi LGBT


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR  

Terpopuler