jpnn.com, JAKARTA - PT Vale Indonesia (PTVI) mencetak catatan cemerlang dalam Laporan Keberlanjutan 2022 (Sustainability Report 2022) yang dikeluarkan pada Mei 2023.
Adapun PTVI meraih rekor terendah dalam penggunaan energi dibandingkan dua tahun ke belakang.
BACA JUGA: Inilah Sederet Bukti Komitmen PTVI Menerapkan Pertambangan Berkelanjutan
Pada 2022 PTVI mengkonsumsi 26,6 juta GigaJoule (GJ) untuk operasionalnya. Penurunan ini dinilai sangat signifikan, mengingat pada 2020, operasi pertambangan PTVI mengkonsumsi 30,6 juta GJ.
CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan bahwa pencapaian itu tak hanya mengukuhkan PTVI sebagai penghasil nikel dengan nilai emisi karbon paling rendah di Indonesia, tetapi juga mendekatkan perusahaan pada target mengurangi 33 persen emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada 2030.
BACA JUGA: 55 Tahun Beroperasi, PTVI Junjung Tinggi Pilar 3P dalam Industri Pertambangan
“Kami mencatat capaian positif dalam pengelolaan lingkungan 2022. Secara keseluruhan, total emisi GRK hingga 2022 secara kumulatif turun sebesar 373.563 ton CO2 eq, dari baseline 2017 sebesar 2.013.950 ton CO2 eq. Pencapaian ini masih dalam proyeksi roadmap net zero emission yang akan diterapkan secara bertahap di PTVI," kata Febriany.
International Council on Mining and Metals (ICMM) menyatakan industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi gas rumah kaca secara global.
Lebih lanjut, sumber utama emisi GRK dari industri pertambangan meliputi konsumsi energi dari pembakaran bahan bakar fosil, khususnya solar, dan penggunaan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.
Oleh karena itu, pengurangan penggunaan energi dari bahan bakar fosil dan mengkonversi sumber energi tersebut dengan bahan bakar terbarukan sangat esensial bagi industri tambang.
PTVI pun sudah menyadari hal itu dan sejak penandatanganan komitmen pencapaian SGDs dan Net Zero Emission yang sejalan dengan Paris Agreement, secara gradual perseroan telah menurunkan penggunaan energi fosil.
"Kemudian, mulai meningkatkan penggunaan energi berbasis hydro dan panas bumi," ujarnya.
Adapun, langkah nyata yang dilakukan PTVI salah satunya adalah keberhasilan PTVI dalam mengurangi penggunaan batubara sebanyak 31,4 persen pada 2022 dan juga penggunaan diesel sebanyak 24,08 persen dibandingkan 2020.
Pada 2020, PTVI menggunakan batu bara sebanyak 426,429 ton dan 2022 berhasil dikurangi hingga 292.341 ton.
Sebagai gantinya, perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia selama 50 tahun ini meningkatkan penggunaan pembangkit listrik bersumber dari air dan panas bumi sebanyak 8,7 persen.
Febriany menegaskan bahwa pencapaian ini masih berada pada perencanaan NZE yang telah diputuskan oleh PTVI.
“Kami sangat bangga mengumumkan kepada masyarakat internasional bahwa Indonesia dapat menjadi contoh bagi industri tambang dunia dan produk yang dihasilkan merupakan bukti nyata dari upaya keberlanjutan yang menyeluruh. Sebagai dampaknya kami dapat berkontribusi pada upaya mengurangi risiko perubahan iklim," lanjut Febriany Eddy.
Dia menambahkan bahwa saat ini pabrik nikel yang dioperasikan PTVI di Sorowako memiliki intensitas karbon sebesar 27,30 Ton CO2eq/Ton Ni.
Hal ini menjadikan PT Vale sebagai perusahaan dengan intensitas karbon terendah di Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi dan berharap dukungan yang diberikan pemerintah terus berlanjut, juga kerja sama yang telah dibangun selama ini akan menjadi semakin baik untuk mengantarkan PT Vale mewujudkan ambisinya menjadi pelopor praktik pertambangan berkelanjutan di Indonesia bahkan dunia," pungkas Febriany Eddy.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul