Dukung Pengusaha Lokal di Jatim Tembus Pasar Global, Ini yang Dilakukan Bea Cukai

Jumat, 09 Juni 2023 – 22:09 WIB
Bea Cukai bersama DKPP Kota Kediri menggelar sosialisasi khusus bagi pelaku usaha ikan hias yang berada di wilayah tersebut. Foto: Dokumentasi Humas Bea Cukai

jpnn.com, SURABAYA - Bea Cukai di wilayah Jawa Timur (Jatim) telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk mendukung UMKM dan pelaku usaha lokal lainnya untuk dapat mengekspor produknya ke luar negeri.

Bea Cukai Wilayah Jawa Timur I ikut berpartisipasi dalam kegiatan East Java International Trade Festival 2023 yang diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim.

BACA JUGA: Di 2 Kota Ini, Bea Cukai Sosialisasikan Ketentuan Kepabeanan yang Harus Dipahami CPMI

Sebanyak enam perusahaan juga mengekspor produknya dalam kesempatan acara tersebut dengan komoditi hasil laut, olahan makanan, tekstil, sepatu, dan e-cigarette.

Dalam acara tersebut juga diresmikan tiga Desa Pendulum Devisa Binaan Bank Jatim.

BACA JUGA: Lewat Kegiatan Ini, Bea Cukai Perkuat Pengawasan dan Peningkatan Dukungan untuk UMKM

Desa Devisa dengan tujuan ekspor merupakan bentuk dukungan dan sinergi antara Bea Cukai, LPEI, pemerintah daerah serta perbankan.

Kepala Kanwil Bea Cukai Jawa Timur I Untung Basuki menyampaikan ekonomi Jatim menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional, sedangkan UMKM merupakan salah satu roda penggerak ekonomi di daerah tersebut.

"Karena itu dibutuhkan dukungan seluruh pihak baik pemerintah daerah, kementerian, dan masyarakat, untuk dapat meningkatkan daya saing dan kapasitas UMKM kita hingga dapat mendunia," tegas Untung Basuki,.

Masih di wilayah Jatim, dukungan terhadap UMKM juga dilakukan oleh Bea Cukai Maudra lewat program Klinik Ekspor.

Bea Cukai Madura mengundang para UMKM untuk mengikuti survei profil UMKM yang dilakukan oleh Laboratorium Pengembangan Ekonomi Pembangunan (LPEP) Universitas Airlangga yang telah bekerja sama dengan Bank Indonesia.

"Melalui survei ini, kami melakukan verifikasi terhadap UMKM akan keberlangsungan usahanya" ungkap Atik Purmiyati, Ketua tim LPEP pada project manager survei tersebut.

Hasil survei ini nantinya akan dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi Bank Indonesia untuk memberikan dukungan pembiayaan permodalan atau penguatan investasi bagi para UMKM.

Ada 13 kabupaten/kota di Jatim yang dilakukan survei profil UMKM, termasuk Kabupaten Pamekasan dan Sumenep.

Terdapat beberapa poin yang diverifikasi oleh tim LPEP, yaitu produk UMKM, lokasi produksi dan lokasi toko, pangsa pasar, laporan keuangan untuk mengetahui omzet penjualan, biaya produksi, tenaga kerja, modal jualan, serta tim akan terjun langsung ke lapangan untuk pengecekan lokasi produksi dan lokasi toko penjualan.

Kriteria UMKM yang mengikuti survei ini yaitu berminat melakukan pembiayaan, belum memiliki pembiayaan di perbankan manapun, serta usahanya sudah berlangsung minimal 3 tahun.

Dukungan pembiayaan ini sangat banyak manfaatnya untuk para UMKM. Bagi usaha mikro, pembiayaan ini untuk menguatkan permodalan mereka.

Sementara itu, bagi usaha kecil menengah untuk penguatan investasi.

Dukungan untuk komoditas dalam negeri agar bisa mencapai pasar internasional juga ditunjukkan oleh Bea Cukai Kediri.

Bekerja sama dengan DKPP Kota Kediri, Bea Cukai menggelar sosialisasi khusus bagi pelaku usaha ikan hias yang berada di wilayah tersebut.

Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari BKIPM Surabaya.

Dalam kesempatan tersebut, Bea Cukai juga mengimbau agar para pelaku usaha berhati-hati terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler