jpnn.com, JAKARTA - Ulama kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) diimbau untuk menahan diri. Meskipun mendukung salah satu capres, jangan sampai diungkapkan terang-terangan di depan publik. Mengingat UAS merupakan salah satu ulama dengan massa pendukung yang besar.
"Sah-sah saja kalau UAS condong ke salah satu capres tapi jangan diungkap ke publik. Biarkan pilihan itu disimpan di hati. Kalau diutarakan, sama saja sudah mengajak atau memengaruhi pilihan orang," kata Asisten deputi Pembinaan Integritas dan Penegakan Disiplin SDM Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Bambang Dayanto Sumarsono, kepada JPNN, Sabtu (13/4).
BACA JUGA: Tina Toon dan Kirana Larasati Berjingkrak di Konser Putih Bersatu
BACA JUGA: KemenPAN-RB: Ustaz Abdul Somad Langgar Aturan Netralitas PNS
Sikap menahan diri, lanjut Bambang, harus dilakukan UAS. Meski ulama, UAS statusnya adalah dosen PNS. Selama status PNS masih melekat, harus bersikap independen.
BACA JUGA: Kekhawatiran Mahyudin Jelang Pesta Demokrasi
"Kalau UAS sebagai ulama ketemu capres ya enggak apa-apa. Asal jangan ada foto atau apapun yang bisa menimbulkan multitafsir. Begitu ada foto bersama capres-cawapres itu sudah kena delik pelanggaran netralitas PNS," tutur dia.
Agar masalah ini tidak bias, Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) menurut Bambang harus segera bertindak. Dengan memanggil UAS untuk memberikan klarifikasi.
BACA JUGA: Kapuspen Kemendagri Imbau Humas Pemda Aktif Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih
Bambang pun mengimbau seluruh PNS untuk tetap menjaga kode etik sesuai PP 42/2004. Dukungan terhadap capres-cawapres atau caleg disalurkan lewat bilik suara dan jangan diungkapkan secara terbuka. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kubu Jokowi Sudah Prediksi Dahlan Iskan Dukung Prabowo - Sandi
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad