jpnn.com, BALIKPAPAN - Wakil Ketua MPR Mahyudin menyoroti maraknya hoaks dan fitnah jelang pencoblosan Pemilu 2019 pada 17 April mendatang. Politikus Golkar itu mengatakan, seharusnya hoaks dan fitnah itu tidak beredar di masyarakat.
"Terkait pesta demokrasi 2019 ini saya agak khawatir, sebab yang muncul adalah kampanye rendahan seperti fitnah, sebar-sebar hoaks, bukannya adu gagasan, adu ide. Mau dibawa ke mana rakyat dan bangsa,” kata Mahyudin saat bertatap muka dengan 900 warga dalam acara temu tokoh bertema Peran Pengusaha wanita dan UMKM Dalam Pembangunan Ekonomi Bangsa Untuk Penguatan NKRI di Balikpapan, Jumat (13/4) malam.
BACA JUGA: Kapuspen Kemendagri Imbau Humas Pemda Aktif Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih
Pria kelahiran Tanjung, Kalimantan Selatan itu menambahkan, bangsa Indonesia sejak era pra-kemerdekaan hingga kini memiliki cita-cita yang sama, yakni mengantarkan rakyat menuju gerbang kehidupan yang adil dan makmur. Untuk mencapai itu semua, lanjut Mahyudin, satu-satunya jalan hanyalah ikhtiar.
“Tanpa ikhtiar tidak akan mungkin cita-cita terwujud. Demokrasi adalah sebuah bentuk ikhtiar bangsa Indonesia dalam upaya mewujudkan cita-cita bersama,” tambah dia.
BACA JUGA: Kabiro Humas MPR: 5 Menit Menentukan Nasib Bangsa 5 Tahun
Mahyudin menambahkan, agar ikhtiar bangsa terjadi maka demokrasi Indonesia butuh beberapa syarat. Pertama, demokrasi yang baik yang tidak menyebabkan biaya tinggi. Kedua, demokrasi harus menghindari potensi-potensi perpecahan.
Selain itu, katanya, rakyat membutuhkan kampanye yang mencerdaskan. Salah satu contohnya adalah membahas akses investasi dalam berusaha atau berbisnis sehingga berdampak luas buat rakyat.
BACA JUGA: Ada yang Tidak Masuk Akal Terkait Surat Suara Tercoblos di Malaysia
“Itulah kampanye cerdas yang semestinya menjadi jualan para tim kampanye,” tegas Mahyudin.(cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Sebut Ada Potensi Kecurangan Pemilu
Redaktur : Tim Redaksi