Dukung Produk Hilir Kopi

Kamis, 09 Mei 2013 – 04:25 WIB
SURABAYA - Selama ini ekspor kopi ke berbagai belahan dunia didominasi dalam bentuk biji. Padahal, kalau melalui proses pengolahan lebih lanjut, dapat meningkatkan nilai tambah bagi industri dalam negeri. Karena itu, Kementerian Perdagangan mendukung kegiatan produksi hilir kopi.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan ekspor kopi Indonesia sebanyak 560 ribu ton setara biji tiap tahun. Sementara dari total tersebut, baru sekitar 30 persen yang melalui proses pengolahan berupa bubuk, instant dan lain-lain.

"Nah yang menjadi perhatian, dari 30 persen itu, yang pakai merek Indonesia kurang lebih 25 persen. Sedangkan, kalau dari total ekspor, hanya 7-8 persen yang pakai brand Indonesia," katanya saat berkunjung ke pabrik Aneka Coffee Industry kemarin (8/5).

Menurutnya, kalau kegiatan produksi hilir digenjot akan memberikan nilai tambah sekaligus mendongkrak jumlah tenaga kerja. "Kami ingin, persentase 30 persen bisa terus meningkat ke depan. Kalau bisa, sebanyak-banyaknya," lanjut ia. Apalagi, demand terhadap kopi terus mengalami peningkatan.

"Saat ini peluang kopi makin besar, seperti di Tiongkok ada peralihan dari minum teh ke kopi. Sedangkan di dalam negeri terlihat dari pertumbuhan caf", meskipun porsi relatif kecil. Yang besar, ialah instant maupun siap saji," kata Bayu.

Tapi di sisi lain, harus mewaspadai masuknya produk asing. Selain ekspor, pemerintah dan pelaku usaha selaras untuk menjaga pasar dalam negeri. Menurut dia, jangan sampai pasar Indonesia yang besar diisi produk lain.

"Kami masih membicarakan regulasi untuk menggenjot komoditas kopi, tapi yang utama ke depan ialah gencar promosi kopi. Selama ini, ekspor kopi relatif masih bagus, dan menjadi favorit. "Jenis kopi kita lengkap, mulai arabika, robusta sampai jenis eksotik seperti luwak," tandasnya.

CEO Aneka Coffe Industry Moenadji Soedargo menambahkan, industri hilir tumbuh secara organik dari dalam. "Sekarang, pertumbuhan konsumsi kita di atas rata-rata dunia. Selama sepuluh tahun terakhir tumbuh 8-9 persen tahun. Sedangkan, dunia hanya 2,5 persen. Berdasar volume 230 ribu ton, padahal awal tahun 2000 lalu hanya 90 ribu ton. Dapat dikatakan, produksi meningkat, tapi kalah cepat dg peningkatan konsumsi," kata dia.

Sejalan dengan konsumsi yang terus meningkat Aneka Coffee Industry sudah pernah melakukan penambahan kapasitas. Sekarang, kapasitasnya mencapai 4.200 ton instant coffee per tahun dengan komposisi 40 persen lokal dan 60 persen ekspor.

"Kami melayani industrial supply, kalau minta barang bagus, kami beri specialty coffee. Jadi cenderung fleksibel. Sekarang kapasitas terpakai kami sebesar 90 persen," tuturnya. (res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BNI Gandeng Japan Credit Bureau

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler