Dukung Swasembada Energi, DEM Indonesia Bergerak

Kamis, 24 Oktober 2024 – 14:14 WIB
Menandai langkah awal pada kepengurusan periode 2024-2026, DEM Indonesia menyelenggarakan launching periode dan diskusi energi nasional dengan tema Peran Mahasiswa dalam Menyongsong Masa Depan Kedaulatan Energi Negeri pada Masa Transisi Kepemimpinan. Foto dok. DEM Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Dewan Energi Mahasiswa Indonesia (DEM Indonesia) terus berupaya dan berkontribusi dalam menghidupkan ruang diskusi antarmahasiswa.

Menandai langkah awal pada kepengurusan periode 2024-2026, DEM Indonesia menyelenggarakan launching periode dan diskusi energi nasional dengan tema Peran Mahasiswa dalam Menyongsong Masa Depan Kedaulatan Energi Negeri pada Masa Transisi Kepemimpinan.

BACA JUGA: DEM Indonesia: Alihkan Subsidi BBM untuk Energi Baru Terbarukan

Ketua Umum DEM Indonesia Febrian Satria Hidayat menyampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya saat dilantik pada 20 Oktober 2024 menegaskan penting bagi Indonesia untuk mewujudkan swasembada energi. 

"Melalui kegiatan diskusi publik ini, DEM Indonesia berupaya menerjemahkan pemikiran tersebut melalui forum diskusi kemahasiswaan," kata Febrian Satria Hidayat dalam pernyataan resminya, Kamis (24/10). 

BACA JUGA: DEM Indonesia Desak Alihkan Subsidi BBM untuk Energi Baru Terbarukan

Dia menambahkan sebagai langkah awal periode kegiatan ini merupakan salah satu upaya mewujudkan tujuan DEM Indonesia, yakni terwujudnya kedaulatan energi nasional melalui gerakan kolektif mahasiswa interdisipliner.

Selain itu, masa depan energi yang akan datang adalah akumulasi dari seberapa pedulinya kaum terpelajar hari ini untuk bersama-sama menjaga dan memperhatikan kondisi yang ada pada hari ini, sehingga bisa memastikan keadaan pada masa yang akan datang.

BACA JUGA: Sumber Daya Alam Melimpah, Indonesia Bakal Swasembada Energi dan Petrokimia 

"Sejak terbentuknya tahun 2019, DEM Indonesia yang didirikan oleh 19 DEM daerah dan perguruan tinggi terus berupaya menghidupkan diskursus dan kepedulian pemuda dan mahasiswa untuk memastikan masa depan kita" ucapnya.

Pada diskusi tersebut, Guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IT'S) Prof. Mukhtasor yang pernah menjadi anggota Dewan Energi Nasional melontarkan sejumlah pemikirannya.

Dilanjutkan Ketua Komite Investasi Asosisasi Perusahaan Migas Nasional Moshe Rizal berbicara tentang kondisi sektor hulu migas di Indonesia.

Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies Ali Ahmudi Achyak membahas tentang perkembangan energi baru dan energi terbarukan nasional, dan ditutup oleh Dr. Rasminto dari Institut Energi Anak Bangsa yang menyampaikan peranan mahasiswa dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional.

Di akhir kegiatan, Ketua DEM Indonesia menyampaikan bahwa swasembada energi merupakan gagasan yang perlu didukung dengan berbagai catatan dan rekomendasi.

Beberapa rumusan rekomendasinya adalah mengevaluasi kondisi lifting migas yang menjadi tulang punggung pada bauran energi tidak pernah mencapai target dengan merampungkan revisi UU Migas sebagai landasan utama. 

Pada sektor EBET, diperlukan peningkatkan keseriusan dalam percepatan pembangunan infrastruktur dan regulasi untuk mencapai target bauran energi.

Pada segi infrastruktur, elektrifikasi nasional juga memerlukan percepatan dalam pembangunannya untuk mencapai target 100%. 

Pada hilir, penyaluran subsidi energi memerlukan kejelasan terhadap berbagai permasalahannya diantaranya kriteria, akuntabilitas, hingga pendekatan permintaan dan penawaran yang menyebabkan banyak penyalahgunaan subsidi.

"Swasembada energi ini menjadi penting selain dari swasembada pangan. Melalui forum ini kami ingin menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai upaya mewujudkan hal ini," tuturnya.

Dimulai regulasi dengan perampungan revisi UU migas dan RUU EBET, keseriusan pada pembangunan infrastruktur EBET dan elektrifikasi, dan pada hilir dengan memastikan penyalurannya tepat sasaran, sambungnya. 

Dia menambahkan mewujudkan swasembada dimulai dari kemandirian dengan pendekatan UUD bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara.

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (esy/jpnn) 

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Program Makan Siang Tak Bisa Instan, Prabowo: Kita Tidak Punya Tongkat Nabi Sulaiman


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler