DEM Indonesia: Alihkan Subsidi BBM untuk Energi Baru Terbarukan

Jumat, 02 September 2022 – 19:59 WIB
Subsidi BBM. Ilustrasi SPBU: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Indonesia mendesak pengalihan subsidi BBM untuk Energi Baru Terbarukan (EBT), misalnya pendidikan, kesehatan, infrastruktur.

Sekretaris Jenderal Robi Juandry, DEM Indonesia menyampaikan dana besar impor untuk energi fosil, idealnya dapat digunakan untuk pembangunan di berbagai sektor yang dibutuhkan masyarakat secara luas dan kegiatan produktif.

BACA JUGA: CEO PINTU Bicara Tentang Pertumbuhan Crypto di Indonesia di Ajang Coinfest Asia

“Untuk itu DEM Indonesia mendesak agar impelementasi menuju transisi Energi dari energi fosil ke EBT harus menjadi opsi bersama. Dana besar impor untuk energi fosil, idealnya bisa digunakan untuk pengembangan EBT,” jelas Robi.

Menurut Robi, paradigma berfikir menuju transisi energi ke energi bersih dan energi terbarukan, bisa mengurangi energi berbasis impor kepada energi berbasis domestik.

BACA JUGA: Soal Harga BBM: Kalau Naiknya Langsung Banyak, Masyarakat Terkejut

Dengan demikian, Indonesia bisa mengoptimalkan EBT menjadi energi listrik yang zero emission.

“Dari sini kita bisa menghemat anggaran impor BBM sekaligus mendapatkan lingkungan dan udara yang bersih,” tutur mahasiswa Teknik Kimia Universitas Riau tersebut.

BACA JUGA: HUT ke-52, TIKI Hadirkan Promo Spesial Gratis Ongkir

Sejauh ini, lambatnya akselerasi EBT di Indonesia selalu dihadapkan pada alasan biaya investasi yang mahal.

Sehingga rakyat Indonesia bisa mendapatkan energi yang murah sekaligus bersih.

“Stop sudah menggelontorkan subsidi untuk energi kotor yang harus impor,” kata dia.

Padahal di sisi lain, DEM Indonesia melihat besarnya potensi energi primer Indonesia yang berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Antara lain pada panas bumi atau geothermal, cadangan yang dimiliki Indonesia mencapai 23,9 Gigawatt (GW) yang merupakan 40% cadangan geothermal dunia.

“Kalau orang bilang Arab adalah surganya minyak bumi, maka Indonesia adalah surganya geothermal. Paling besar dibandingkan negara-negara lain,” kata Robi.

Hanya saja, kekayaan potensi geothermal Indonesia sejauh ini baru termanfaatkan tidak lebih dari 20%. Upaya Pemerintah meningkatkan bauran energi pun hingga saat ini tidak pernah mencapai target.

“Kita terlalu asyik mengkonsumsi BBM hingga harus mengeluarkan anggaran raksasa untuk impor dan mensubsidi BBM, yang diketahui sangat tinggi emisi karbondioksida. Di sisi lain EBT yang merupakan energi bersih seolah diterlantarkan,” jelas dia.

Terkait itu, DEM Indonesia siap mengawal upaya pemerintah mengurangi anggaran subsidi BBM. Terutama, jika benar-benar dialihkan pada upaya membangun infrastruktur dan mensubsidi EBT.

Selain itu, DEM Indonesia juga mendesak kepada Pemerintah dan DPR untuk segera mungkin merampungkan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan, sehingga pembangunan industri energi baru dan energi terbarukan di negeri ini bisa berjalan pesat.(chi/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler