Dukungan ke Prabowo Bisa Jadi Hanya Dari Kelompok Ini..

Minggu, 18 Februari 2018 – 17:27 WIB
Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Foto: Biro Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno sependapat dengan hasil survei berbagai lembaga independen, yang menempatkan hanya Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang bisa menempel elektabilitas Presiden Joko Widodo.

Namun, hasil survei tersebut sepertinya tidak akan menjadi panduan utama bagi Prabowo maju kembali menantang Jokowi yang disebut-sebut bakal maju sebagai calon presiden di Pemilu 2019. Seperti yang terjadi pada Pemilihan Presiden 2014 lalu.

BACA JUGA: Mungkinkah Anies-AHY Jadi Penantang Jokowi?

Adi memprediksi mantan Danjen Kopassus tersebut bakal memperhitungkan secara matang, kemungkinan kalah kembali. Karena itu, peluang Prabowo maju sebagai capres, sama besar dengan tidak akan maju di Pemilu 2019.

"Betul, bahwa hanya Prabowo yang bisa menempel elektabilitas Jokowi. Tapi Prabowo saya kira juga akan berhitung kemungkinan kalahnya cukup terbuka. Sebab, sepanjang empat tahun belakangan, menjadi ajang pembuktian kinerja Jokowi yang mendapatkan tingkat kepuasaan publik sangat baik," ujar Adi kepada JPNN.com, Minggu (18/2).

BACA JUGA: Paspampres Halangi Anies Dampingi Jokowi, Ini Kata Fadli Zon

Menurut pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta ini, eksistensi Jokowi dan Prabowo empat tahun belakangan, jauh berbeda.

Jokowi diuntungkan dengan kinerja pemerintah yang terus menggenjot pembangunan. Sementara Prabowo, eksistensinya nyaris tak terdengar.

BACA JUGA: Ini Kata Pak SBY soal Capres Demokrat di Pilpres 2019

"Bisa jadi Prabowo hanya mendapat muntahan simpati dari masyarakat yang kecewa terhadap kinerja Jokowi, yang merindukan sosok Prabowo. Secara persentase, muntahan ini juga saya kira tak signifikan," ucapnya.

Meski begitu, Adi mengakui ada keuntungan tersendiri bagi Gerindra, jika Prabowo tetap maju sebagai capres. Keuntungan hadir karena pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019 bakal digelar secara serentak.

"Pilpres 2019 akan berdampak positif pada hasil pemilihan legislatif, terutama bagi partai yang mengusung capres dan cawapres sendiri, karena faktor keserentakan pemilu. Masyarakat cenderung akan linier memilih partai yang mencapres/mencawapreskan tokohnya. Karena masyarakat tak mau ribet dalam memilih," katanya.

Sebagai contoh, PDI Perjuangan kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini, sangat merasakan berkah elektoral Jokowi pada Pemilu 2014 lalu.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Kepercayaan Publik ke Anies Turun


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler