jpnn.com, BANDUNG - Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Karim Suryadi menilai, langkah yang dilakukan Ridwan Kamil menghadiri acara deklarasi dukungan NasDem, secara komunikasi politik sudah menunjukan keseriusannya untuk bertarung di bursa Pilgub Jabar 2018.
Namun, kata Karim, Emil jelas tidak mungkin hanya mengandalkan NasDem sebagai kendaraan politik. Sebab, lima kursi di DPRD Jabar milik Nasdem tidak bisa mengantarkan Emil maju ke Pilgub Jabar.
BACA JUGA: PPP Jabar Ogah Ikuti Langkah NasDem
Secara otomatis, Nasdem harus berkoalisi dengan partai lain. "Minimal 20 kursi di DPRD baru bisa mengusung calon," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Senin (20/3).
Peneliti komunikasi politik itu juga berpendapat, posisi Emil di Partai NasDem secara tidak langsung telah membuatnya sulit melakukan tawar menawar dengan partai lain.
BACA JUGA: Gerindra: Ternyata Sekelas Emil Haus Kekuasaan Juga
Yang akan terjadi, elit parpol NasDem lah yang akan melakukan tawar menawar dengan parpol lain.
"Ada kemungkinan parpol yang dulu ingin meminang Emil akan berfikir dua kali, karena urusannya bukan dengan Emil melainkan dengan NasDem. Partai dengan partai pasti ada tawar menawar, beda cerita jika partai dengan personal," jelasnya.
BACA JUGA: Terus Diserang Gerindra, Begini Reaksi Ridwan Kamil
Dia juga memprediksi banyak parpol lain akan menarik dukungan dari Emil. “Jadi itu tergantung lobi-lobi Partai NasDem," timpalnya.
Ia meramal, langkah jauhnya adalah koalisi antara Partai NasDem dan PDI Perjuangan untuk membentuk satu barisan mengusung satu nama. Atau mungkin, berkoalisi dengan partai lain seperti Gerindra, PKS, Golkar dan Demokrat.
"Tapi bisa juga PDI Perjuangan dan NasDem bersaing melawan partai besar. Politik itu dinamis, bisa berubah kapan saja, kan hari ini belum terlihat koalisi partai seperti apa. Belum tentu di pusat berkoalisi dan didaerah melakukan hal serupa," paparnya. (arh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dapat Rp 150 Juta dari Pemkot, Persib Dukung Kang Emil?
Redaktur & Reporter : Adil