Tidak terasa bulan Januari akan berakhir seminggu lagi.

Dunia Hari Ini, edisi Selasa, 24 Januari telah merangkum sejumlah peristiwa utama yang terjadi dari berbagai belahan dunia dalam 24 jam terakhir.

BACA JUGA: Apakah Sekolah dan Universitas Harus Melarang dan Memblokir ChatGPT?

Kita awali dengan masalah yang sedang dihadapi oleh Jepang.Jepang hadapi masalah populasi

Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan negaranya tidak akan bisa berfungsi jika tidak ada kenaikan dalam tingkat kelahiran.

BACA JUGA: Petenis yang Masuk Seri Dokumenter Netflix Tersingkir Lebih Awal Dari Australia Terbuka

"Jumlah kelahiran turun di bawah 800.000 tahun lalu, menurut perhitungan," kata PM Kishida kepada anggota parlemen Jepang, Senin kemarin.

"Jepang berada di ambang apakah kita bisa terus berfungsi sebagai masyarakat. Memfokuskan perhatian pada kebijakan tentang anak dan pengasuhan anak adalah masalah yang tidak bisa menunggu dan tidak bisa ditunda."

BACA JUGA: Karena Migrasi Antar Negara Bagian, Pertumbuhan Ekonomi Queensland Paling Tinggi di Australia

Sebagai salah satu solusinya, ia menginginkan agar pemerintahannya menggeluarkan anggaran dua kali lipat untuk program yang berkaitan dengan anak-anak.'Pahlawan' dalam insiden penembakan

Brandon Tsay, warga California disebut pahlawan setelah sempat merebut pistol dari Huu Can Tran, tersangka penembak di sebuah klab yang menewaskan 11 orang.

Huu, usia 72 tahun ditemukan tewas akibat luka tembaknya sendiri di dalam sebuah van, yang menurut polisi digunakan untuk melarikan diri.

Brandon mengatakan saat itu ia sedang berada di lobi Lai Lai Ballroom, merebut pistolnya, lalu mengarahkannya ke Huu, sambil berteriak “Keluar dari sini, saya akan tembak, pergi, pergi”.

Sementara itu pihak keluarga dari Mymy Nhan, salah satu korban tewas, mengatakan mereka mengawali tahun baru dengan kesedihan.Pemadaman listrik nasional

Pakistan mengalami pemadaman listrik nasional karena "kerusakan besar" jaringan listrik nasional, tapi seorang pejabat mengatakan bukan "krisis besar".

Pemadaman listrik tersebut telah berdampak pada jutaan warga, termasuk banyak pabrik, rumah sakit dan sekolah, terutama di kota-kota besar, seperti Islamabad, Karachi, Lahore dan Peshawar.

"Ada fluktuasi voltase dan sistem dimatikan satu per satu. Ini bukan krisis besar," kata Menteri Tenaga Listrik Khurrum Dastagir kepada saluran berita Geo TV.

Pakistan sering alami pemadaman listrik karena buruknya pengelolaan serta kurangnya investasi dalam infrastruktur.Turki tidak akan dukung Swedia 

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dengan tegas tidak mendukung permintaan Swedia untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Senin kemarin, ia melampiaskan kemarahannya atas pembakaran Al-Quran dalam sebuah unjuk rasa yang terjadi di Stockholm.

"Jika Anda tidak dapat menunjukkan rasa hormat, maaf saja Anda juga tidak akan melihat dukungan apa pun dari kami terkait NATO," kata Presiden Erdogan di Ankara.

Unjuk rasa yang terjadi di Stockholm akhir pekan lalu adalah bentuk protes terhadap Turki serta dukungan kepada warga Kurdi.

Dalam unjuk rasa tersebut, Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan, membakar Alquran di dekat kantor kedutaan Turki.Elon Musk hadapi pengadilan

Elon Musk menghadapi gugatan kelompok, atau 'class action' dari sejumlah investor Tesla.

Ia dituduh telah menyesatkan dengan sebuah unggahan di Twitter yang mengatakan sudah ada dana untuk perusahaan Tesla menjadi privat, dengan harga $420 per saham.

Unggahan tersebut menyebabkan adanya kesepakatan senilai $40 juta dengan regulator sekuritas, karena apa yang disebutkan Elon tidak pernah terjadi.

Tapi di pengadilan, Elon memberikan testimoni jika dukungan finansial sudah ada, lewat pertemuan dengan perwakilan dari Dana Investasi Publik Arab Saudi di tahun 2018, meski tidak ada pembahasan soal jumlah atau harga biaya pendanaan.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Madu Manuka dari Australia atau Selandia Baru? Pengadilan Telah Memutuskan

Berita Terkait