Selamat hari Senin!

Di awal pekan ini berbagai peristiwa internasional terjadi sudah kami rangkum dalam Dunia Hari Ini edisi Senin, 3 Juli 2023.

BACA JUGA: Potensi Kolaborasi Indonesia-Australia Wujudkan Pusat Pengembangan Mobil Listrik di Dunia

Berita utama kami sajikan dari Prancis.Kerusuhan di Prancis terus berlanjut

Kerusuhan yang disebabkan meninggalnya seorang remaja berusia 17 tahun di tangan petugas keamanan di Prancis terus berlanjut selama lima hari berturut-turut.

BACA JUGA: Cek Klasemen VNL 2023 Putra & Jadwal Pekan Terakhir di Sini

Nenek dari remaja tersebut, Nahel M sekarang meminta agar kerusuhan dihentikan.

"Jangan memecahkan jendela, bus, sekolah. Kami hanya ingin keadaan kembali tenang," ujarnya.

BACA JUGA: Kerusuhan Menggila, Prancis Tak Terima Disebut Negara Rasis

"Nabel [cucu saya] sudah meninggal. Putri saya merasa kehilangan."

Salah satu rumah yang dirusak adalah rumah wali kota Vincent Jeanburn, di daerah L'Hay-les-Roses, yang menyebabkan istri dan kedua anaknya terluka.Presiden Jokowi tiba di Australia Senin malam

Presiden Joko Widodo akan tiba di Sydney hari Senin malam untuk kunjungan selama tiga hari untuk menghadiri Pertemuan Bilateral Indonesia-Australia yang dilangsungkan setiap tahun.

Kunjungan Presiden Jokowi ini dilihat sebagai kunjungan perpisahan sebelum mengakhiri masa jabatannya tahun depan.

Namun misi yang lebih penting adalah untuk bertemu dengan kalangan bisnis di Australia untuk meningkatkan investasi di Indonesia.

"Saya menyambut baik kedatangan Presiden Widodo ke Australia. Ini akan menjadi pertemuan keempat kami," kata Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menjelang kedatangan Jokowi.

"Sebagai negara tetangga terdekat, Australia membangun kerja sama ekstensif dengan Indonesia di bidang iklim, pembangunan ekonomi, pendidikan dan keamanan regional." Gambar Ubud muncul pada iklan pariwisata Filipina

Persawahan di Ubud, Bali menjadi salah satu gambar yang muncul dalam iklan terbaru mengenai pariwisata Filipina berjudul "Love The Philippines" yang baru diluncurkan tanggal 27 Juni lalu.

Iklan tersebut juga menggunakan gambar dari negara lain, termasuk bukit pasir di Uni Emirat Arab.

Pejabat pariwisata kini tengah menyelidiki mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Iklan tersebut dibuat oleh perusahaan iklan Filipina DDB Philippines yang telah meminta maaf atas penggunaan gambar "yang tidak tepat" tersebut dalam iklan yang menelan biaya pembuatan lebih dari Rp13 M tersebut.

Video tersebut sudah dihapus dari halaman Facebook setelah blogger Filipina Sass Rogando Sasot membuat posting bahwa beberapa gambar dalam video tersebut berasal dari negara lain.Elon Musk membatasi cuitan yang bisa dibaca di Twitter

Pemilik baru media sosial Twitter Elon Musk mengatakan akan melakukan pembatasan berapa cuitan yang bisa dibaca setiap hari oleh penggunanya.

Dalam posting hari Jumat, Musk mengatakan pembatasan tersebut adalah langkah sementara melihat "adanya begitu banyak data yang menurunkan kualitas layanan bagi pengguna normal".

Menurutnya, akun yang sudah diverifikasi yang harus membayar iuran $8 (sekitar Rp80 ribu) per bulan akan dibatasi membaca enam ribu postingan setiap hari.

Sementara akun bebas atau tidak terverifikasi akan dibatasi membaca 600 postingan dan akun baru akan dibatasi membaca 300 posting.

Namun dua jam kemudian Musk mengatakan pembatasan akan diberlakukan bagi 10 ribu untuk akun sudah verifikasi, 1.000 akun yang belum diverifikasi dan 500 akun baru yang belum diverifikasi.Selandia Baru melarang penggunaan kantong plastik di supermarket

Selandia Baru menjadi negara pertama di dunia yang melarang penggunaan kantong plastik tipis yang biasanya digunakan untuk membeli buah dan sayur-sayuran.

Larangan yang mulai berlaku hari Sabtu lalu tersebut juga meliputi pipet dan alat makan plastik.

Sejak tahun 2019, Pemerintah Selandia Baru sudah melakukan kampanye pengurangan plastik sekali pakai, dengan melarang penggunaan kantong plastik tebal yang biasanya digunakan membawa pulang belanjaan dari supermarket ke rumah.

"Selandia Baru menghasilkan terlalu banyak sampah, terlalu banyak sampah plastik," kata Menteri Lingkungan Selandia Baru Rachel Brooking.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nahel Dibunuh, Prancis Rusuh

Berita Terkait