Memasuki hari keempat setelah gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah, jumlah korban tewas yang tercatat telah melampaui 11.500 orang, menjadikannya gempa bumi yang paling mematikan dalam 10 tahun terakhir.

Informasi tersebut masih menjadi salah satu berita pilihan kami dalam Dunia Hari Ini, edisi 9 Februari 2023.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Satu Warga Indonesia Tewas Akibat Gempa di Turki

Dua WNI tewas dalam gempa Turki-Suriah

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdo?an, mengakui kekurangan otoritas Turki dalam menangani situasi awal pasca gempa, meski kini ia mengatakan situasinya sudah kian membaik.

"Kami tidak akan membiarkan warga kami telantar di jalanan," katanya.

BACA JUGA: Ini Kata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat soal Pilot Susi Air, Ternyata

Sementara itu Dutas Besar Indonesia untuk Turki, Muhammad Iqbal, mengonfirmasi dua orang warga Indonesia yang ikut menjadi korban.

"Satu WNI atas nama Nia Marlinda asal Bali dan seorang anak berusia 1 tahun serta suami WN Turki di Kahramanmaras ditemukan meninggal dunia karena tertimbun reruntuhan," kata Lalu M Iqbal.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Balon Mata-Mata Tiongkok pernah melintas di masa Presiden Trump

Sementara itu, Australia masih mencari empat orang warganya yang hilang kontak, serta akan mengirimkan tim penyelamat berjumlah 72 orang ke Turki, setelah sebelumnya berkomitmen untuk memberikan bantuan senilai A$10 juta untuk Turki dan Suriah.Bus tabrak penitipan anak di Kanada

Kecelakaan yang terjadi di kota Laval, Kanada itu menewaskan dua orang anak dan melukai enam lainnya.

Supir bus milik perusahaan transportasi publik Kota Laval kemudian ditahan dengan tuduhan pembunuhan dan mengemudi dengan sembrono.

Polisi mengatakan, pria berusia 51 tahun tersebut sudah bekerja selama 10 tahun dan tidak memiliki catatan kriminal.

"Semua orang sangat sedih dengan apa yang telah terjadi," kata Menteri Keluarga Quebec, Suzanne Roy.

"Ketika Anda meninggalkan anak-anak Anda di penitipan anak, Anda tahu kalau mereka berada di tangan yang tepat. Dengan kejadian ini, hati kita semua terguncang dan hancur."Putin diduga terlibat dalam jatuhnya pesawat MH17

Dugaan ini disampaikan oleh jaksa internasional yang menyatakan adanya temuan "indikasi kuat" jika Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui penggunaan rudal Rusia yang menembak jatuh pesawat MH17 di wilayah udara Ukraina timur pada 2014.

Di Den Haag, perwakilan dari Tim Investigasi Gabungan, termasuk perwakilan dari Belanda dan Australia, memberikan bukti yang melibatkan Putin, termasuk panggilan telepon yang disadap. Tapi tidak megatakan Putin memerintahkan pesawat untuk ditembak jatuh.

Sebagai kepala negara, Putin dilindungi oleh kekebalan di bawah hukum Belanda, yang berarti para penyelidik tidak dapat melakukan penuntutan saat ini.

Penyelidik juga mengatakan proses penyelidikan mereka terhambat, sebagian besar karena penolakan Rusia untuk bekerja sama, dan karena itu mereka akan menangguhkan proses ini.Australia segera enyahkan ratusan kamera pengawas yang terhubung dengan Tiongkok

Hasil audit di Australia baru-baru ini mengungkap jika lebih dari 900 unit kamera pengawas di gedung-gedung pemerintahan Australia terhubung dengan pemerintah Tiongkok.

Pemerintah didesak untuk mengenyahkan kamera dan peralatan keamanan yang dibuat oleh Hikvision dan Dahua.

Kamera dan peralatan pengawas keamanan yang dimaksud ditemukan hampir di setiap kantor Kementerian, kecuali kantor Perdana Menteri dan Kementerian Pertanian Australia.

"Ini merupakan masalah ... kami sedang mengecek semua teknologi pengawasan di kawasan pertahanan, dan jika ditemukan, kamera tersebut akan dicopot," kata Menteri Pertahanan, Richard Marles.

"Saya tidak berpikir kita harus melebih-lebihkan [keseriusannya], tetapi ini adalah hal penting yang menjadi perhatian kami dan kami akan memperbaikinya."

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Ratusan WNI di Wilayah Terdampak Gempa Turki

Berita Terkait