Di edisi hari Kamis, 27 Oktober, Dunia Hari ini akan merangkum laporan utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Kita akan memulainya dari Australia.
BACA JUGA: Sejumlah Pemuka Agama di Australia Minta Agar Kampanye Soal Simbol Swastika Segera Dilakukan
Tentara Australia tidak akan masuk ke UkrainaPerdana Menteri Anthony Albanese mengumumkan Australia akan mengirimkan tentara ke Inggris untuk melatih pasukan Ukraina mempertahankan diri dari serangan Rusia.
Sebagian bagian dari bantuan tambahan untuk Ukraina, 70 tentara Australia akan bergabung dalam operasi INTEFLEX setelah hari Natal, yang dipimpin militer Inggris dan pasukan multinasional.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Australia Perbanyak Visa Untuk Migran Terampil dan Keluarga
Komitmen ini adalah bagian paket bantuan kedua yang diumumkan pemerintah baru Australia termasuk tambahan 30 kendaraan militer serbaguna Bushmaster.
"Australia terus mendukung kebebasan dan demokrasi," kata PM Albanese.
BACA JUGA: Kekerasan Terhadap Perempuan Pribumi Australia di Australia Utara Sangat Tinggi
"Ini bukan sekadar kedaulatan Ukraina, warga Ukraina yang berani sedang mempertahankan hukum, aturan dan norma internasional."Pesan timnas sepak bola Australia menjelang Piala Dunia
Sebulan menjelang final Piala Dunia 2022 di Qatar, Socceroos, sebutan tim nasional sepak bola Australia, mengeluarkan video menyerukan agar Qatar mendekriminalisasi hubungan sesama jenis.
Pesan dalam video tersebut disampaikan oleh masing-masing pemain sepak bola, yang juga menuntut agar ada pusat layanan bagi warga migran.
"Ada nilai-nilai universal yang mendefinisikan sepak bola, seperti rasa hormat, martabat, kepercayaan dan keberanian. Saat kami mewakili negara kami, kami ingin mewujudkan nilai-nilai ini," kata kiper Mat Ryan.
Lembaga 'Football Australia' juga mengeluarkan pernyataan yang mengakui "kemajuan signifikan dan reformasi legislatif" di Qatar, tetapi berharap ada jaminan yang diberikan oleh Emir Qatar, yakni Sheikh Tamim Bin Hamad al-Thani, serta presiden FIFA Gianni Infantino, untuk keselamatan warga LGBTQI+ di luar turnamen.Polisi menyerang pelayat
Memperingati 40 hari kematian Mahsa Amini, pasukan kemanan Iran melepaskan tembakan ke arah massa yang berkumpul di makamnya, yang berada di Sagez, kota kelahirannya.
Mahsa tewas saat ditahan polisi moral Iran karena dianggap tidak menggunakan hijab seperti yang diatur oleh Iran.
Kantor berita Iran ISNA melaporkan lebih dari 10 ribu orang berkumpul di area pemakaman dan jaringan internet putus setelah bentrokan tersebut.
Para aktivisi juga menyerukan unjuk rasa di seluruh penjuru Iran untuk memperingati 40 hari kematiannya.Masjid syiah diserang
Masih dari Iran, kelompok yang menamakan diri Islamic State mengaku bertanggung jawab atas serangan di makam ulama Syiah, Shah Cheragh, di kota Shiraz.
Seorang pria bersenjata menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai belasan orang, termasuk anak-anak dan perempuan.
Polisi setempat mengatakan pria tersebut melakukan serangan di pintu masuk makam suci dan sekarang sudah ditangkap.Jerman pertimbangkan pemakaian ganja
Dan berita terakhir dari Jerman, di mana pemerintahnya mengajukan usulan aturan baru yang mengizinkan pemakaian ganja untuk rekreasi, dengan maksimal 30 gram.
Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach mengatakan bila disetujui, aturan ini diharapkan akan mengurangi penjualan ganja di pasar gelap.
"Distribusi dan penanaman ganja harus dikontrol pemerintah. Jadi kami menginginkan semua ganja yang didistribusikan dan dikonsumsi semuanya diproduksi di Jerman," katanya.
"Jadi kami ingin mengatur dan memberikan lisensi bagi produksi di Jerman."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Foto Kemeriahan Perayaan Festival Diwali di India dengan Jutaan Cahaya