Selamat hari Rabu!
Ada begitu banyak hal yang terjadi saat Anda sibuk beraktivitas atau terlelap tadi malam. Supaya Anda tidak ketinggalan informasi, ABC Indonesia merangkum berita-berita utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir dalam Dunia Hari Ini, edisi Rabu, 7 September 2022.
BACA JUGA: Denmark Akui Potensi Energi Hijau Indonesia
Sepuluh napi koruptor Indonesia bebasSepuluh narapidana kasus korupsi bebas dari Lapas Sukamiskin dan Lapas Wanita dan Anak Tangerang, Rabu kemarin.
Tiga dari enam napi koruptor yang bebas dari Lapas Sukamiskin adalah mantan hakim Mahkamah Konstitusi, Patrialis Akbar, mantan ubernur Jambi, Zumi Zola, dan mantan Menteri Agama, Suryadharma Ali.
BACA JUGA: China Jamin Rakyat Indonesia Bakal Nikmati Manfaat Kereta Cepat
Sementara napi koruptor yang bebas dari Lapas Wanita Tangerang di antaranya adalah mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, mantan Jaksa Pinangki Sirna Malasari.
Kesepuluh napi tersebut dinyatakan bebas bersyarat dan wajib lapor ke Balai Pemasyarakatan (Bapas) Bandung dan Serang sampai selesai masa waktunya.
BACA JUGA: Mantan Bupati Bengkalis Amril Mukminin Bebas Bersyarat dari Penjara
"Aturannya sampai masa itu tidak boleh ada tindak pidana apa pun atau pelanggaran umum atau khusus. Kalau terjadi, program hak pembebasan bersyarat akan dicabut dan menjalani sisa pidana dalam lapas," kata Kabag Humas Ditjen Pas Kemenkumham, Rika Aprianti.Masyarakat Kanada diminta waspada
Polisi Kanada mengatakan keberadaan tersangka kasus penusukan yang buron, Myles Sanderson, belum dikehatui dan meminta masyarakat untuk tetap waspada.
Kemarin sebenarnya polisi sempat mengepung sebuah rumah di kawasan tak jauh dari salah satu tempat kejadian penusukan, menyusul laporan tentang keberadaan Myles.
Namun, belakangan laporan itu tidak terbukti kebenarannya dan tidak jelas apakah tersangka pernah benar-benar berada di area tersebut.
Tersangka lainnya, Damien Sanderson, ditemukan meninggal Senin kemarin dan polisi menduga Myles juga membunuh kakaknya, tapi belum mengetahui apa motifnya.Aksi mogok terbesar sektor penitipan anak di Australia
Para pekerja di pusat penitipan anak di Australia hari ini memutuskan melakukan aksi unjuk rasa dengan mogok kerja.
Mereka menuntut upah dan lingkungan kerja yang lebih baik di tengah permintaan penitipan anak yang meroket tahun ini.
Di Australia, pekerja penitipan anak di level pemula dibayar hanya 47 sen (sekitar Rp5.000) per jam. Bayangkan ini jauh di atas upah minimum, yakni AU$21,85, atau lebih dari Rp220 ribu, per jam.
Koordinator aksi ini, yakni Serikat Pekerja Bersatu (UWU) mengatakan sekitar 1.000 tempat penitipan anak di Australia akan tutup hari ini karena aksi mogok tersebut.
Selain aksi mogok, pada pukul 3 siang waktu Australia, para pekerja juga turun ke jalan di berbagai kota di Australia, menyerukan permintaan mereka.Ancaman baru setelah banjir Pakistan
Bencana banjir belum lagi tuntas, kini warga Pakistan harus bersiap menghadapi ancaman baru yang datang dari danau terbesarnya, Manchar Lake, sesuai dengan peringatan yang dikeluarkan PBB.
Berbagai cara dilakukan untuk memperluas celah danau agar air tidak meluap dan berakibat fatal.
Padahal, sejauh ini sudah ada 100.000 orang yang mengungsi sebagai upaya untuk menjaga danau tersebut tidak meluap.
Jika tepiannya rusak atau celah danaunya tidak cukup luas, luapan airnya akan mempengaruhi ratusan ribu orang lainnya, kata pemerintah Pakistan.
Wilayah ini juga sedang bergumul dengan sejumlah penyakit demam berdarah, gigitan ular, dan infeksi pernapasan setelah diterjang banjir beberapa waktu lalu.
Bicara soal banjir, jangan ketinggalan juga berita kami kemarin soal warga di desa Jawa Tengah yang selalu hidup terendam air.
BACA ARTIKEL LAINNYA... 23 Napi Korupsi Terima Pembebasan Bersyarat, Ini Daftar Lengkapnya