Dusun Godo Dibumihanguskan

Dipicu Kasus Pembunuhan warga yang Diduga Dukun Santet

Rabu, 03 Oktober 2012 – 09:14 WIB
Ratusan rumah yang dibakar massa. Foto: Lombok Pos/JPPhoto
BIMA-Ratusan warga yang mengaku dari Desa Samili menyerang Dusun Godo, Desa Dadibou, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima sekitar pukul 13.00 Wita, kemarin. Setelah memporakporandakan seluruh bangunan, massa kemudian membakar kampung tersebut. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun tercatat 80 bangunan ludes dilalap api.

Insiden tersebut diduga berawal dari kasus pembunuhan terhadap salah seorang warga Dusun Godo, Burhan. Korban tewas bersimbah darah diduga dikeroyok massa dari kampungnya sendiri. Korban dibantai karena dituding sebagai dukun santet.

Tewasnya Burhan memicu keresahan di Desa Samili (desa asal Burhan, Red). Warga Desa Samili kemudian beramai-ramai menghadiri pemakaman Burhan yang dilakukan sekitar pukul 12.00 Wita. Entah siapa yang memprovokasi, usai pemakaman Burhan ratusan warga yang mengaku berasal dari Desa Samili mendatangi Dusun Godo.

Massa datang dengan bersenjatakan tombak, parang, panah, bambu runcing, dan berbagai jenis senjata tradisional lainnya. Massa yang sudah beringas dan emosi dengan leluasa masuk ke Dusun Godo. Karena tidak ada perlawanan dari warga setempat, massa ngamuk, merusak kemudian membakar seluruh bangunan terutama rumah yang berdiri di dusun tersebut.

Sebelum aksi pembakaran tersebut, warga Dusun Godo sebenarnya sudah mengetahui kampungnya bakal diserang. Buktinya, mereka mengungsikan anak-anak dan wanita ke tempat lain. Sedangkan warga laki-laki yang jumlahnya hanya puluhan orang mencoba untuk menjaga kampungnya dari penyerangan. Namun melihat massa yang datang sangat banyak, mereka terpaksa menyingkir dan meninggalkan kampungnya.

Setelah warga meninggalkan kampungnya, mulai terlihat api mengepul di bagian selatan kampung itu. Aksi pembakaran berlanjut hingga ke bagian utara kampung, di seberang jalan lintas Bima-Dompu.

Massa yang marah nampaknya tidak mempedulikan aparat kepolisian yang berjaga-jaga di pertigaan Godo maupun di sebelah Timur Dusun Godo. Polisi yang jumlahnya sekitar 250 orang nampaknya tak bisa berbuat banyak. Dan dalam waktu sekitar 30 menit hampir seluruh rumah yang rata-rata rumah panggung berbahan dasar kayu ludes dilalap api.

Api makin jepat menjalar karena saat itu angin bertiup cukup kencang ditambah terik matahari yang menyengat. Satu unit mobil pemadam kebakaran sempat mendekat di lokasi kejadian. Namun, karena situasi yang mencekam, mobil pemadam yang datang dari Kecamatan Woha tersebut tidak berani masuk.

Setelah api yang membakar puluhan rumah warga mulai mereda, massa yang melakukan pembakaran meninggalkan dusun yang sudah rata dengan tanah itu. Sejumlah warga terlihat masuk ke dusun yang sudah menjadi arang itu untuk menyelamatkan barang yang masih tersisa. Warga bersama mobil pemadam kebakaran juga sempat berupaya memadamkan api dengan air yang ada di sekitar dusun itu. ‘’Saya ingin melihat kondisi rumah saudara di Dusun Godo, tapi rumah itu sudah jadi arang,’’ kata Idris, salah seorang warga di lokasi kejadian.

Dia mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Apalagi korban aksi balas dendam ini tidak hanya warga Dusun Godo yang terlibat dalam pembunuhan Burhan. ‘’Saya heran, kenapa orang-orang bisa berbuat seperti ini, tanpa sedikitpun punya rasa kemanusian,’’ sesalnya.

Warga dari desa lain yang memiliki keluarga di Dusun Godo juga berdatangan mencari sanak keluarga mereka. ‘’Rumah saudari saya Rahma juga ikut terbakar,’’ kata Ahmad, salah seorang warga Desa Donggo Bolo.

Dampak lain dari pembakaran rumah warga di Dusun Godo, jalur lalu lintas dari arah Kabupaten Dompu  dan sebaliknya lumpuh total. Sejumlah kendaraan terpaksa mengambil jalan lain, melalui Cabang Donggo Bolo, menuju Tente.

Karo OPS Polda NTB Kombes  Pujiyono D ditemui di TKP kemarin mengaku, pihaknya mendatangkan sejumlah pasukan  Brimob dan Dalmas dari Polres Dompu, Polres Kota Bima maupun Polres Sumbawa,  untuk membantu pengamanan yang dilakukan Polres Kabupaten Bima. Namun karena pengamanan yang lakukan, tidak hanya di wilayah Godo, personil yang diterjunkan tidak terlalu banyak. Seperti diberitakan koran ini, konflik antar kampung juga masih terjadi antara warga Desa Roi Kecamatan Palibelo dan Desa Roka Kecamatan Belo  .

‘’Sebenarnya kami berupaya maksimal melakukan pengamanan. Namun jumlah warga yang datang begitu banyak sehingga membuat kami kesulitan,’’ ungkapnya.

Terhadap warga yang rumahnya terbakar dan tidak memiliki tempat tinggal, Pujiono mengaku telah mengkoordinasikan dengan pemerintah daerah setempat. Bagi warga yang rumah terbakar, akan dibangunkan tenda darurat. Mereka juga akan dijamin kebutuhan makan dan minumnya.

Terpisah Kapolres Kabupaten Bima AKBP Dede Alamsyah mengaku saat ini pihaknya lebih mengedepankan tindakan pencegahan agar kasus tersebut tidak meluas.  Dia bahkan memastikan akan menambah personil yang akan mengamankan dusun tersebut.

ia mengungkapkan, saat ini satu Kompi Pasukan Brimob dari Mataram dalam perjalanan ke Bima. Demikian halnya dengan dua pelton pasukan Brimob dari Sumbawa. Pasukan tambahan ini akan membantu pengamanan di sejumlah daerah konflik di Bima, termasuk Dusun Godo maupun perbatasan Desa Roi dan Desa Roka.
‘’Mudah-mudahan dengan tambahan pasukan ini, kondisi keamanan bisa lebih terjamin,’’ katanya.

Dia mengaku terkejut dengan cepatnya reaksi yang dilakukan warga Desa Samili atas pembunuhan Burhan. Padahal di saat bersamaan, pihaknya masih berkonsentrasi menangani kasus bentrokan antara warga Desa Roi dan Roka. ‘’Kita sayangkan kejadian ini,’’ tandasnya.

Sementara itu anggota DPRD Kabupaten Bima Wahyudin SAg ditemui di Dusun Godo kemarin, mengaku prihatin dengan kejadian itu. Dia menyesalkan sikap warga yang mengendepan emosional dalam menyelesaikan persoalan. Padahal kasus pembunuhan korban Burhan sedang ditangani pihak kepolisian.

Di sisi lain anggota dewan dari Partai Golkar ini menyesalkan lambannya antisipasi polisi dalam mencegah kasus tersebut. Dia menilai, aparat kepolisian kurang sigap, sehingga kasus penyerangan dan pembakaran tersebut terjadi tanpa bisa dicegah.  ’Polisi mestinya bisa lebih awal melakukan antisipasi, sehingga kasus ini bisa dicegah,’’ tukasnya.

Menyikapi banyaknya kasus kekerasan yang muncul di Bima Wahyudin menghimbau warga untuk bersabar. Dia meminta warga mempercayakan penanganan kasus hukum oleh aparat penegak hukum, bukan sebaliknya bertindak main hakim sendiri. (gun)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Dihina di Facebook, Bupati Polisikan Mahasiswa

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler