Ecolab Ungkap Peta Jalan Tata Kelola Air Bersih dan Sehat

Kamis, 30 Mei 2024 – 11:01 WIB
Wisatawan mancanegara melintas di samping baliho World Water Forum ke-10 di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat (17/5/2024). Pemerintah memasang penjor, baliho dan spanduk di sejumlah jalan protokol di Bali untuk memeriahkan World Water Forum ke-10 yang akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024. foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/Spt

jpnn.com, JAKARTA - Ecolab ternyata mempunyai peta jalan terkait tata kelola air bersih dan sehat yang sejalan dengan tema besar World Water Forum ke-10 yakni air untuk kesejahteraan bersama.

Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Direktur Ecolab Evan Jayawiyanto di sela World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, baru-baru ini.

BACA JUGA: Ecolab Dorong inisiatif Water for Climate untuk Dukung Pusat Keunggulan Air

"Indonesia memiliki target keberlangsungan yang sudah dicanangkan dan ini merupakan momen penting juga dalam sektor pengelolaan air termasuk kami di Ecolab," kata Presiden Direktur Ecolab Evan Jayawiyanto, dalam keterangan resmi.

Menurutnya, Ecolab tidak hanya bekerja sama dengan pelanggan, tetapi dari internal perusahaan juga mencanangkan tata kelola air yang sehat dan bersih.

BACA JUGA: World Water Forum 2024: CCEP Indonesia Tegaskan Komitmen terhadap Pengelolaan Air

Peta jalan tersebut yakni mengurangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan air sebesar 40 persen per unit produksi di semua unit bisnis Ecolab yang dihitung sejak 2018 hingga rencananya pada 2030.

Selanjutnya yakni, mengembalikan lebih dari 50 persen dari total volume penarikan air di lokasi yang berisiko tinggi.

BACA JUGA: Wuling ABC Stories Bangga Bisa Ikut Andil Menyukseskan World Water Forum 2024

Tidak hanya itu, Ecolab mendukung operasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk air bersih dan dunia yang sehat.

"Sebagai pendukung utama tata kelola air, Ecolab menawarkan alat, solusi, teknologi dan keahlian untuk membantu pelanggan mengadopsi praktik pengolahan air cerdas. Jadi Ecolab sudah berencana tidak hanya eksternal tetpi juga di internal kami ada untuk mendukung program air bersih,” jelasnya.

Evan Jayawiyanto mengungkapkan tantangan dalam implementasi peta jalan itu yakni perlu edukasi yang lebih optimal untuk mendukung program air bersih, dari sisi internal, dan sisi eksternal kepada para pelanggan.

Kesadaran mengenai perencanaan juga menjadi tantangan tersendiri lantaran perlu diselaraskan antara kebutuhan air dan pembangunan.

Selain itu, regulasi yang lebih ketat juga diperlukan supaya menekan pencemaran air sehingga tidak memberikan hambatan terhadap upaya mendaur ulang limbah cair menjadi air bersih.

Menurutnya, hal yang terpenting yakni peningkatan investasi di sektor infrastruktur air bersih di antaranya untuk penyulingan air dan pemurnian air.

“Kalau Indonesia akan terus melanjutkan pembangunan, itu butuh air bersih. Kalau pembangunan bagus, air bersih juga harus cukup. Itu butuh perencanaan dan yang khusus lagi adalah regulasi lebih ketat soal pencemaran air," lanjutnya.

Sebelumnya, Ecolab telah melaksanakan studi bertajuk Ecolab Watermark Study di Indonesia.

Salah satu temuan studi ini secara umum yaitu masyarakat Indonesia menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap semua isu lingkungan dan menunjukkan kepedulian terbesar terhadap keberlanjutan air.

Studi tersebut pun mengungkapkan bahwa upaya untuk menjaga agar air tetap bersih/aman dan mengurangi konsumsi air merupakan prioritas utama di Indonesia.

Dua dari lima responden Indonesia percaya bahwa upaya untuk menjaga agar air tetap bersih/aman adalah prioritas untuk mencapai keberlanjutan. (ded/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler