Edwin Meninggal karena Perawat RS Lupa Transfusi Darah

Jumat, 05 Desember 2014 – 20:34 WIB
Edson Riwoe saat menjaga anaknya, Edwin di RSU Kupang sebelum menghembuskan napas terakhir, Rabu (3/12). Foto: istimewa

jpnn.com - KUPANG - Nasib malang menimpa Edwin Riwoe (16). Remaja kelas 3 SMU 6 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini harus menghembuskan napas terakhir di RSU Prof. Johannnes, Kupang, pada Rabu (3/12). 

Edwin yang menderita sakit limpa ini meninggal diduga karena kecerobohan perawat yang lupa melakukan transfusi darah untuknya. Sebelum Edwin menghembuskan napasnya, sang ayah, Edson Riwoe sempat menuliskan pesan di akun Facebooknya yang menyebut pelayanan buruk di rumah sakit itu.

BACA JUGA: Usai Baku Tembak, Oknum TNI dan Polri Nyabu Bareng di Batam

"Hari ini anak saya harus transfusi darah, cuci darah tapi hari ini ternyata ditunggu sampai malam tidak ada transfusi darah. Ketika tanya perawat mereka hanya menjawab 'LUPA UNTUK PENGADAAN DARAH YANG DICUCI UNTUK TRANSFUSI," tulis Edson di akunnya.

Edson menyayangkan metode pelayanan RSU yang sedemikian ceroboh. Bahkan tanpa beban sang perawat menjawab lupa atas hal tersebut. Padahal Dokter pun sudah sempat mengingatkan agar setiap hari anaknya harus melewati proses transfusi darah. "Bagaimana ini, tolong ibu Direktur RSU pertimbangkan lagi SDM perawat macam begini," tulisnya lagi.

BACA JUGA: Dikeroyok Teman, Siswa SD Demam

Edson yang kelabakan mengetahui kondisi anaknya yang belum ditransfusi, langsung mencari sumbangan golongan darah A untuk anaknya. Selain mencari ke kantor PMI Kota Kupang, ia juga menyebar pesan melalui media sosial pada teman-temannya. Mengharapkan agar lima orang dapat menyumbangkan darah untuk anaknya. 

Namun, Tuhan berkehendak lain. Belum juga memenuhi kebutuhan tersebut,  Edwin sudah lebih dulu dipanggil Yang Kuasa. Anak sulungnya itu bahkan pergi menghadap Sang Khalik setelah menunggu seharian sumbangan darah golongan darah A.

BACA JUGA: Beber ke Publik jika Ada Oknum Jenderal Bekingi Syamsul

"Terimakasih Tuhan, Edwin Riwoe sudah tenang bersama Bapa di sorga, Hadiah Natal yang indah," tulis Edson setelah kepergian anaknya.

Kecerobohan perawat RSU itu pun menuai kecaman dan kritik dari masyarakat Kota Kupang di akun Facebook. Kerabat Edson yang dihubungi JPNN, Mario Sonbay pun membenarkan peristiwa itu. Ia turut menyayangkan pihak RSU yang ceroboh dalam pelayanan kepada pasien.

"Waktu itu trombosit darahnya turun. HB-nya 5 makanya butuh transfusi darah. Kasihan, dia baru ulangtahun sekarang sudah meninggal. Kami semua terpukul," ujar Mario pada JPNN.

Mario menambahkan, keluarga berharap pihak RSU ke depan tidak lagi melakukan kesalahan yang sama dalam melayani pasien. Pengelola rumah sakit diminta melakukan evaluasi terhadap sumber daya perawat sehingga tidak lalai dalam menjalankan tugas. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asam Lambung Kambuh, Kanit Provost Meninggal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler